Jakarta - Agen pemegang merek mengantisipasi dampak penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap biaya produksi industri otomotif yang masih perlu mengimpor bahan baku maupun komponen.
Donny Saputra selaku Wakil Direktur Pelaksana PT Suzuki Indomobil Sales, agen pemegang merek kendaraan Suzuki di Indonesia, menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi meningkatkan biaya produksi kendaraan Suzuki seperti XL7, Ertiga, dan Carry, yang sebagian materialnya masih diimpor.
"Apabila kondisi ini terus berlanjut hingga beberapa bulan ke depan, bisa saja ada dampak yang mungkin terjadi," kata Donny melalui pesan singkat pada Kamis.
Dampak penurunan nilai tukar rupiah terhadap biaya produksi industri otomotif, menurut dia, antara lain dapat ditekan dengan mengurangi impor dan meningkatkan kandungan lokal kendaraan.
"Semakin tinggi kandungan lokal suatu kendaraan, semakin kecil ketergantungannya pada impor dan fluktuasi nilai tukar," katanya.
Di samping berpeluang menyebabkan peningkatan biaya produksi dan harga kendaraan, ia mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa mendatangkan keuntungan dalam bisnis ekspor kendaraan Suzuki.
Sementara itu, PT Honda Prospect Motor (HPM) selaku agen tunggal pemegang merek mobil Honda Indonesia fokus berusaha memenuhi kebutuhan konsumen dan menghadirkan kemudahan-kemudahan bagi mereka.
"Kami melihat bahwa meskipun kondisi ekonomi dan pasar masih dinamis, kebutuhan konsumen terhadap mobil yang efisien, nyaman, dapat menunjang perjalanan jarak jauh masih tetap tinggi," kata Direktur Penjualan dan Pemasaran serta Purnajual PT HPM Yusak Billy dalam keterangan persnya.
"Ke depannya, kami akan terus menghadirkan berbagai kemudahan bagi konsumen di seluruh Indonesia melalui program-program yang relevan dan menarik," katanya.
Pewarta : Abdu Faisal/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS