240 pelajar Buddha siap ukir rekor pelafalan Dhammapada Nasional | Borneotribun.com

Kamis, 17 April 2025

240 pelajar Buddha siap ukir rekor pelafalan Dhammapada Nasional

240 pelajar Buddha siap ukir rekor pelafalan Dhammapada Nasional
240 pelajar Buddha siap ukir rekor pelafalan Dhammapada Nasional. (ANTARA)
Pontianak - Sebanyak 240 pelajar Sekolah Minggu Buddha tingkat SMA dari Kalimantan Barat turut ambil bagian dalam kegiatan pelafalan Kitab Suci Dhammapada secara nasional yang menjadi bagian dari rangkaian perayaan Waisak 2025 (2569 BE).

"Kegiatan ini dijadwalkan pada 27 April 2025 dan direncanakan untuk dicatatkan dalam Museum Rekor Indonesia (MURI)," kata Kepala Pembimas Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Yanto, di Pontianak, Kamis.

Dia menyampaikan bahwa partisipasi para pelajar ini merupakan bentuk nyata dari semangat generasi muda dalam mendalami dan mengamalkan ajaran Buddha.

"Ini menjadi bagian dari agenda ‘Sebulan Penghayatan Dhamma’ yang diselenggarakan oleh Ditjen Bimas Buddha. Kita harapkan bisa menjadi momentum penting untuk menyemai nilai-nilai spiritual sejak dini," tuturnya.

Selain pelibatan pelajar, umat Buddha di Kalimantan Barat juga telah menyiapkan serangkaian kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya dalam rangka menyambut Hari Raya Waisak 2025. Rangkaian kegiatan ini dirancang sejak akhir tahun 2024 melalui pembentukan panitia Gawai Waisak yang sudah mulai bekerja sejak November lalu.

Pelaksanaan kegiatan tahun ini masih mengacu pada pola yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Di antaranya adalah bhakti sosial, kerja bakti, upacara penghormatan di Taman Makam Pahlawan, dan berbagai lomba, dengan puncak acara Dharma Santi Waisak.

Namun demikian, terdapat penyesuaian pada jadwal Dharma Santi Waisak yang semula direncanakan pada 27 Mei 2025, kemudian diundur menjadi 7 Juni 2025.

Hal ini disebabkan oleh penggunaan tempat acara yang telah dipesan pihak lain. Meski demikian, perubahan ini tidak mengurangi kekhidmatan perayaan karena masih berada dalam bulan Waisak.

"Makna perayaannya tetap terjaga. Dharma Santi akan tetap menjadi momentum refleksi dan kebersamaan bagi umat Buddha," kata Yanto.

Bhakti sosial menjadi salah satu kegiatan yang paling ditekankan dalam perayaan tahun ini, terutama bagi masyarakat terdampak banjir. Bantuan yang diberikan tidak terbatas bagi umat Buddha saja, tetapi terbuka bagi semua golongan.

"Kami melaksanakan bhakti sosial kepada masyarakat umum, artinya tidak terbatas hanya untuk umat Buddha saja," katanya.

Perayaan Waisak 2025 juga menjadi simbol semangat kebersamaan, kedamaian, dan pengabdian. Diharapkan, seluruh rangkaian kegiatan ini dapat memperkuat nilai-nilai luhur Buddha Dharma sekaligus mempererat hubungan antarumat beragama di Kalimantan Barat.

Pewarta : Rendra Oxtor/ANTARA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.