Sultana Begum: Keturunan Terakhir Dinasti Mughal yang Hidup dalam Kemiskinan | Borneotribun.com

Jumat, 14 Maret 2025

Sultana Begum: Keturunan Terakhir Dinasti Mughal yang Hidup dalam Kemiskinan

Sultana Begum Keturunan Terakhir Dinasti Mughal yang Hidup dalam Kemiskinan
Sultana Begum Keturunan Terakhir Dinasti Mughal yang Hidup dalam Kemiskinan.

JAKARTA - India punya sejarah panjang dengan kejayaan dinasti yang pernah menguasai wilayah luas. 

Tapi sayangnya, banyak keturunan keluarga kerajaan sekarang hidup jauh dari kemewahan yang dulu mereka nikmati. 

Salah satu kisah yang paling menyentuh adalah tentang Sultana Begum, cicit menantu dari Bahadur Shah Zafar, kaisar terakhir Dinasti Mughal. 

Keturunan Terakhir Dinasti Mughal yang Hidup dalam Kemiskinan
Keturunan Terakhir Dinasti Mughal yang Hidup dalam Kemiskinan.

Hidupnya yang dulu penuh dengan kebanggaan keluarga kerajaan kini berubah drastis. 

Alih-alih tinggal di istana megah, ia kini harus bertahan hidup di sebuah gubuk kecil di Kolkata.

Siapa Sultana Begum?

Sultana Begum adalah seorang wanita berusia sekitar 60 tahun yang memiliki hubungan langsung dengan Bahadur Shah Zafar, penguasa terakhir Dinasti Mughal. 

Namun, kejayaan leluhurnya tak lagi diwarisi olehnya. 

Kini, ia tinggal di sebuah rumah sempit di daerah Howrah, Kolkata, yang merupakan salah satu kawasan termiskin di India. 

Bersama keluarganya, ia menjalani hidup dengan fasilitas minim, mengandalkan air dari kran umum dan berbagi dapur dengan tetangga.

Dari Kemewahan ke Kemiskinan

Bahadur Shah Zafar naik takhta pada tahun 1837, saat kekuasaan Mughal sudah mulai melemah akibat tekanan kolonial Inggris. 

Ketika terjadi Pemberontakan India tahun 1857, Zafar menjadi simbol perlawanan rakyat. 

Sayangnya, pemberontakan tersebut gagal, dan Zafar akhirnya diasingkan ke Rangoon (sekarang Yangon, Myanmar), di mana ia menghembuskan napas terakhirnya pada tahun 1862. 

Setelah keruntuhan Dinasti Mughal, keturunannya harus menghadapi kenyataan pahit, termasuk Sultana yang kini harus berjuang untuk bertahan hidup.

Mengapa Hidup Sultana Begum Tragis?

Hidup Sultana mulai berubah drastis setelah suaminya, Pangeran Mirza Bedar Bukht, meninggal dunia pada 1980-an. 

Sejak saat itu, ia harus bertahan dengan pensiun yang sangat kecil, hanya sekitar 6.000 rupee per bulan (sekitar Rp1,1 juta), jumlah yang jauh dari cukup untuk menghidupi enam anaknya. 

Meskipun berulang kali meminta bantuan dari pemerintah, ia tetap tak mendapatkan dukungan yang layak.

Putri-putrinya juga hidup dalam kesulitan finansial, sehingga mereka tidak bisa banyak membantu. Kini, Sultana tinggal bersama putrinya yang belum menikah, Madhu Begum. 

Demi bertahan hidup, ia pernah mencoba membuka warung teh dan menjahit pakaian wanita, tetapi pendapatan yang diperoleh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dibantu oleh Aktivis Kemanusiaan

Meski tak mendapat bantuan dari pemerintah, Sultana masih beruntung karena ada sejumlah organisasi non-pemerintah dan aktivis hak asasi manusia yang menyoroti nasibnya. 

Kisahnya menjadi simbol bagaimana keturunan kerajaan di India kini harus berjuang keras untuk bertahan hidup di tengah kerasnya kehidupan modern.

Banyak keturunan keluarga aristokrat yang mengalami nasib serupa setelah jatuhnya Dinasti Mughal dan berakhirnya kolonialisme Inggris. 

Meskipun darah kerajaan masih mengalir dalam dirinya, kenyataannya Sultana harus berjuang seperti rakyat biasa, bahkan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Warisan Sejarah yang Terlupakan

Kisah Sultana Begum menggambarkan betapa sejarah gemilang tidak selalu menjamin masa depan yang cerah bagi keturunannya. 

Dari kemegahan istana hingga gubuk sempit di Kolkata, hidupnya menjadi bukti bagaimana sistem pemerintahan modern sering kali melupakan warisan sejarahnya sendiri.

Meskipun demikian, Sultana tetap bangga dengan garis keturunannya. 

Ia terus memperjuangkan haknya, berharap agar sejarah tidak melupakan keberadaannya dan keturunan Dinasti Mughal lainnya yang kini hidup dalam keterbatasan.

Kisah Sultana Begum adalah potret nyata bagaimana perubahan zaman bisa membalikkan nasib seseorang. 

Dari keluarga kerajaan yang disegani, kini ia harus berjuang di tengah kemiskinan. 

Apakah pemerintah India akan memberikan perhatian lebih kepada keturunan bangsawan yang terlupakan ini? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar