Ramadan di Gaza: Ibadah Puasa di Tengah Gencatan Senjata yang Rapuh | Borneotribun.com

Selasa, 04 Maret 2025

Ramadan di Gaza: Ibadah Puasa di Tengah Gencatan Senjata yang Rapuh

Ramadan di Gaza: Ibadah Puasa di Tengah Gencatan Senjata yang Rapuh
Warga Palestina duduk di meja besar yang dikelilingi reruntuhan rumah dan bangunan yang hancur saat mereka berkumpul untuk berbuka puasa pada hari pertama Ramadan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Sabtu, 1 Maret 2025 (Abdel Kareem Hana/AP)

JAKARTA - Ramadan tahun ini di Jalur Gaza dimulai di bawah bayang-bayang gencatan senjata yang rapuh. Setelah lebih dari 15 bulan perang yang menghancurkan wilayah tersebut dan menewaskan puluhan ribu warga Palestina, umat Muslim di Gaza tetap berusaha menjalankan ibadah puasa dengan penuh ketabahan.

Di antara puing-puing bangunan yang hancur di kawasan Rafah, hampir 5.000 warga Palestina berkumpul pada hari pertama Ramadan untuk berbuka puasa bersama pada Sabtu lalu. 

Duduk menghadap meja panjang di tengah reruntuhan, mereka dengan sabar menunggu azan magrib berkumandang sebelum menikmati hidangan berbuka yang telah disiapkan oleh para sukarelawan.

Buka Puasa di Tengah Reruntuhan

Walid Abdel Wahab, salah satu penyelenggara acara buka puasa bersama di Rafah, mengungkapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Hari ini hari yang sangat luar biasa karena kami menjamu lebih dari 5.000 orang dengan 5.000 hidangan berbuka. Hari ini kami melukiskan kegembiraan di wajah orang-orang di sini di tengah kehancuran dan di bawah puing-puing ini,” katanya.

Ramadan tahun ini menjadi tahun kedua bagi warga Palestina menjalankan ibadah puasa dalam situasi perang yang belum sepenuhnya usai. 

Meski gencatan senjata telah diterapkan, ketegangan masih terasa di berbagai wilayah.

Dampak Perang yang Masih Terasa

Perang yang dimulai pada 7 Oktober 2023 itu telah menyebabkan penderitaan besar bagi warga Gaza. 

Konflik ini dipicu oleh serangan terhadap Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang. 

Sebagai respons, Israel melancarkan operasi militer yang menurut Kementerian Kesehatan Gaza telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina serta menghancurkan sebagian besar wilayah di Gaza.

Ramadan di Gaza: Ibadah Puasa di Tengah Gencatan Senjata yang Rapuh
Saat matahari terbenam, warga Palestina duduk di meja besar yang dikelilingi puing-puing rumah dan bangunan yang hancur saat mereka berkumpul untuk berbuka puasa, pada hari pertama Ramadan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Sabtu, 1 Maret 2025 (Abdel Kareem Hana/AP)

Kini, meskipun gencatan senjata telah diumumkan, banyak warga yang kehilangan tempat tinggal, akses terhadap kebutuhan dasar, serta fasilitas kesehatan yang layak. 

Ramadan yang seharusnya menjadi bulan penuh kedamaian dan refleksi justru dijalani dengan tantangan besar.

Semangat Bertahan di Tengah Kesulitan

Meskipun situasi sulit, semangat warga Gaza untuk menjalankan ibadah Ramadan tetap tinggi. Para sukarelawan dan organisasi kemanusiaan terus berusaha menghadirkan secercah harapan dengan menyediakan makanan berbuka puasa, mendistribusikan bantuan, dan memastikan anak-anak tetap bisa merasakan kebahagiaan di bulan suci ini.

Dengan kondisi yang penuh ketidakpastian, banyak yang berharap bahwa Ramadan tahun ini bisa membawa kedamaian yang lebih nyata bagi Gaza dan seluruh wilayah yang terdampak konflik.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar