![]() |
Pecco Bagnaia Dibayangi Marc Marquez, Mulai Meragukan Diri Sendiri? |
JAKARTA - Pecco Bagnaia, sang juara dunia tiga kali, tampaknya lagi kena mental setelah melihat performa brutal Marc Marquez di awal musim MotoGP 2025. Alih-alih jadi bintang utama di tim pabrikan Ducati, Bagnaia justru harus gigit jari karena rekan setim barunya itu langsung tancap gas dan mendominasi.
Marquez sejauh ini berhasil menyapu bersih dua sprint race dan dua balapan utama di dua seri awal. Kini, mereka menuju Circuit of the Americas, trek favorit Marquez, yang bisa bikin keunggulannya makin jauh di klasemen.
Sementara itu, Bagnaia justru kesulitan menemukan ritme terbaiknya. Yang lebih menyakitkan lagi, dia bahkan kalah dari Alex Marquez yang memakai motor Ducati versi lawas. Waduh!
Bagnaia Mulai Ragu, Bakal Balik ke Spek Lama?
Dalam beberapa pernyataannya, Bagnaia mengaku mulai berpikir untuk kembali menggunakan setelan motor yang lebih mendekati Desmosedici GP24. Dia merasa motornya saat ini kurang nyaman, terutama di bagian depan.
Eks pembalap dan analis MotoGP, Neil Hodgson, menyoroti bagaimana Bagnaia kelihatan goyah menghadapi tekanan yang datang dari garasi sebelah.
“Dia nggak kelihatan seperti dirinya sendiri. Sepertinya dampak kehadiran Marquez begitu besar. Tekanan, ekspektasi, dan euforia dari fans terhadap Marquez benar-benar mengganggu pikirannya,” ujar Hodgson.
Menurutnya, Bagnaia juga mulai masuk ke spiral negatif: semakin berusaha keras, semakin motornya tidak bisa dikendalikan. “Kalau kamu terlalu maksa, justru bikin motor jadi nggak stabil dan hasilnya malah makin buruk.”
Tapi Hodgson tetap yakin Bagnaia bisa bangkit. “Dia itu pembalap cerdas. Dia bakal menganalisis semuanya dan mencari strategi baru,” tambahnya.
Marc Marquez, Mimpi Buruk Pecco Bagnaia?
Bukan cuma musim ini yang bikin Bagnaia pusing. Di akhir musim lalu, dia juga kena mental setelah kehilangan gelar juara dunia dari Jorge Martin di seri terakhir. Padahal, mereka pakai motor yang sama, meskipun Martin membela tim satelit Pramac.
Mantan pembalap MotoGP, Michael Laverty, menambahkan bahwa kekalahan itu masih bisa membayangi Bagnaia. “Saat kamu kalah, rasanya sakit. Terus, kamu punya waktu sepanjang musim dingin buat bangkit. Tapi kemudian harus menghadapi kenyataan kalau rekan setimmu sendiri mengalahkanmu di setiap sesi! Itu berat.”
Situasinya makin sulit karena Marquez tidak hanya menang, tapi juga merayakan kesuksesannya dengan tim. “Bayangin kamu duduk di sana, melihat Marc dan tim bersorak gembira, sementara kamu sendiri merasa frustasi. Pasti rasanya pengen kabur,” kata Hodgson.
Tekanan Makin Besar, Bisakah Bagnaia Bangkit?
Jika Marquez kembali menang di COTA, keunggulannya di klasemen bisa makin besar dan membuat pembalap lain harus kerja ekstra keras untuk mengejarnya. Sementara Bagnaia harus menunggu trek-trek Eropa yang lebih cocok dengan gaya balapnya.
Tapi masalahnya, saat Eropa tiba, tekanannya bakal makin besar. Bagnaia nggak bisa santai, dia harus menang dan langsung memangkas selisih poin. Kalau tidak, bisa-bisa impian mempertahankan gelar juara dunia tinggal angan-angan.
Jadi, akankah Bagnaia bangkit dan memberi perlawanan, atau justru makin terpuruk di bawah bayang-bayang Marc Marquez? Kita tunggu saja kelanjutannya di MotoGP 2025!
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS