![]() |
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. |
JAKARTA - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, kembali menjadi sorotan dunia setelah mengawasi langsung uji coba peluncuran rudal jelajah strategis.
Uji coba ini disebut sebagai peringatan bagi "musuh" yang dinilai melanggar lingkungan keamanan Korea Utara dan memperburuk situasi konfrontasi.
Media pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Jumat (28/2) melaporkan bahwa Kim Jong Un memerintahkan kesiapan penuh untuk menggunakan kemampuan serangan nuklir guna memastikan pertahanan negara tetap kuat.
Uji Coba Rudal sebagai Peringatan Keras
Uji coba ini dilakukan pada Rabu (26/2) di perairan lepas pantai barat Semenanjung Korea.
Kim menegaskan bahwa kekuatan serangan yang dimiliki negaranya adalah bagian dari sistem pertahanan yang sempurna.
"Apa yang dijamin oleh kemampuan serangan yang kuat adalah kemampuan pencegahan dan pertahanan yang paling sempurna," ujar Kim, seperti dikutip KCNA.
Militer Korea Selatan turut melaporkan bahwa mereka telah mendeteksi tanda-tanda persiapan peluncuran rudal pada hari yang sama. Sekitar pukul 08.00 waktu setempat (23.00 GMT, Selasa), beberapa rudal jelajah diluncurkan ke laut.
Rudal Jelajah dan Ancaman Nuklir
Korea Utara telah lama mengembangkan rudal jelajah strategis yang dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir.
Berbeda dengan rudal balistik yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB, rudal jelajah tidak masuk dalam kategori larangan yang ketat.
Hal ini membuat pengujian rudal jelajah cenderung tidak mendapat kecaman internasional sebesar uji coba rudal balistik.
Namun, Dewan Keamanan PBB tetap melarang Korea Utara mengembangkan senjata nuklir dan telah menjatuhkan berbagai sanksi terhadap negara tersebut akibat pelanggaran yang dilakukan.
Pesan Kim Jong Un kepada Musuh
Meski Kim tidak menyebutkan secara spesifik negara yang menjadi target peringatannya, retorika keras Korea Utara sering kali ditujukan kepada Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Menariknya, uji coba ini berlangsung di minggu yang sama saat Kim melakukan kunjungan ke sekolah militer.
Kunjungan tersebut menekankan pentingnya pelatihan ideologis dan taktis bagi perwira muda Korea Utara.
Di sisi lain, hubungan antara Kim dan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pernah mencuri perhatian dunia.
Keduanya sempat mengadakan pertemuan puncak bersejarah di masa pemerintahan Trump.
Namun, hingga kini, ketegangan antara Korea Utara dengan negara-negara Barat masih terus berlanjut.
Uji coba rudal ini kembali menunjukkan bahwa Korea Utara tetap berpegang teguh pada kebijakan pertahanannya yang agresif.
Dengan semakin berkembangnya teknologi militer mereka, dunia internasional akan terus mencermati langkah selanjutnya dari negeri yang kerap menimbulkan kontroversi ini.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS