![]() |
Kebakaran Hutan Terbesar dalam Puluhan Tahun Melanda Jepang, Ribuan Warga Mengungsi. |
JAKARTA - Jepang tengah menghadapi kebakaran hutan terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Kebakaran yang terjadi di kota Ofunato, pesisir timur laut Jepang, telah menghanguskan lebih dari 2.100 hektare lahan, merusak puluhan rumah, dan memaksa lebih dari 1.000 warga untuk mengungsi.
Otoritas setempat memperingatkan bahwa kebakaran ini masih berpotensi meluas akibat kondisi cuaca yang kering dan angin kencang.
Kebakaran Masih Berlangsung, Ribuan Warga Mengungsi
Sejak api mulai berkobar sekitar satu minggu lalu, pemadam kebakaran dan Pasukan Bela Diri Jepang (SDF) telah dikerahkan untuk mengendalikan kobaran api yang terus menyebar ke wilayah pegunungan berhutan di sekitar Ofunato.
Hingga Senin, sebanyak 84 rumah telah rusak akibat kebakaran ini, sementara 1.200 warga terpaksa mengungsi ke pusat penampungan seperti aula sekolah dan gedung serbaguna.
Selain itu, sekitar 2.000 warga lainnya memilih mengungsi ke rumah kerabat atau teman.
Selain menyebabkan kerusakan material, kebakaran ini diduga telah menelan korban jiwa.
Otoritas setempat menemukan jenazah seorang pria di jalanan kota Ofunato akhir pekan lalu, meskipun penyebab kematiannya masih dalam penyelidikan.
Penyebab Kebakaran: Musim Dingin Kering dan Angin Kencang
Menurut badan meteorologi Jepang, musim dingin tahun ini tergolong sangat kering, yang diperkirakan menjadi salah satu pemicu cepatnya penyebaran api.
Data menunjukkan bahwa kota Ofunato hanya menerima curah hujan sebesar 2,5 mm sepanjang Februari, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata 41 mm pada bulan yang sama di tahun-tahun sebelumnya.
Pakar sumber daya air dari Universitas Kyoto, Yoshiya Touge, menjelaskan bahwa kombinasi faktor seperti kelembaban rendah, angin kencang, medan yang curam, serta dominasi pohon jenis konifer yang mudah terbakar, membuat api dengan cepat menyebar ke berbagai wilayah.
Pemerintah Jepang Ambil Langkah Darurat
Menanggapi bencana ini, Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menegaskan bahwa pemerintah akan mengerahkan semua sumber daya yang diperlukan untuk mengatasi kebakaran.
"Meskipun kebakaran ini sulit dikendalikan dalam waktu singkat, kami akan melakukan segala upaya agar dampaknya terhadap pemukiman warga bisa diminimalisir," ujarnya.
Saat ini, lebih dari 2.000 personel SDF dan pemadam kebakaran masih berjuang memadamkan api. Namun, medan yang sulit dijangkau membuat proses pemadaman semakin menantang.
Harapan Pemadaman: Salju dan Hujan Diprediksi Turun
Ada sedikit harapan untuk meredakan kebakaran ini. Badan meteorologi Jepang memperkirakan bahwa hujan salju akan mulai turun pada hari Rabu pagi, yang kemudian akan berubah menjadi hujan menjelang siang.
Jika prediksi ini akurat, maka kelembaban yang meningkat bisa membantu memperlambat penyebaran api dan mempermudah upaya pemadaman.
Kebakaran Hutan di Jepang: Fenomena yang Meningkat?
Meski jumlah kebakaran hutan di Jepang menurun dibandingkan puncaknya pada tahun 1970-an, data pemerintah menunjukkan bahwa pada tahun 2023 masih terjadi sekitar 1.300 kebakaran hutan di seluruh negeri.
Kebanyakan kebakaran ini terjadi antara Februari hingga April, periode di mana udara cenderung lebih kering dan angin bertiup lebih kencang.
Kebakaran di Ofunato ini disebut sebagai yang terbesar sejak akhir 1980-an. Sebelumnya, beberapa kebakaran lain sempat terjadi di wilayah pegunungan prefektur Nagano, tetapi berhasil dikendalikan sebelum menyebabkan kerusakan besar.
Kebakaran hutan yang saat ini terjadi di Jepang menjadi pengingat akan betapa pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.
Dengan ribuan orang terdampak dan ratusan rumah rusak, perhatian masyarakat dan pemerintah kini tertuju pada langkah-langkah pemulihan serta pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS