Iran Nggak Main-Main, Kapal Jairan Disinyalir Angkut Barang Panas dari China | Borneotribun.com

Sabtu, 15 Maret 2025

Iran Nggak Main-Main, Kapal Jairan Disinyalir Angkut Barang Panas dari China

Iran Nggak Main-Main, Kapal Jairan Disinyalir Angkut Barang Panas dari China
Karung-karung berisi amonium perklorat, bahan kimia yang digunakan untuk membuat bahan bakar rudal, ditemukan di kapal penangkap ikan yang dicegat oleh pasukan angkatan laut AS di Teluk Oman, November 2022. (Foto: CENTCOM)

JAKARTA - Sebuah kapal Iran kedua yang dikabarkan membawa bahan baku misil telah berlayar meninggalkan China menuju Iran. 

Kapal kargo berbendera Iran bernama Jairan dilaporkan meninggalkan China pada Senin (10/3), sebulan lebih lambat dari yang diperkirakan dalam laporan berita sebelumnya. Informasi ini diperoleh dari analisis eksklusif yang dilakukan oleh VOA.

Diduga Membawa Natrium Perklorat

Laporan dari The Financial Times, The Wall Street Journal, dan CNN menyebutkan bahwa Jairan adalah salah satu dari dua kapal yang digunakan Iran untuk mengimpor sekitar 1.000 metrik ton natrium perklorat dari China. 

Zat ini bisa diubah menjadi amonium perklorat, yang merupakan komponen utama bahan bakar padat untuk misil. 

Dengan jumlah tersebut, Iran diyakini dapat memproduksi sekitar 260 rudal jarak menengah.

Sebelumnya, kapal kargo Iran lainnya, Golbon, telah menyelesaikan pelayarannya dari China ke pelabuhan Bandar Abbas, Iran, pada 13 Februari. 

Kapal tersebut singgah di pelabuhan Zhuhai Gaolan di China selatan selama dua hari sebelum melanjutkan perjalanan ke Iran. 

Meski demikian, muatan pastinya masih belum diketahui secara publik.

Sanksi AS terhadap Kapal Iran

Baik Golbon maupun Jairan telah dikenai sanksi oleh Departemen Keuangan Amerika Serikat. Kedua kapal ini dioperasikan oleh Islamic Republic of Iran Shipping Lines, sebuah perusahaan pelayaran milik negara Iran yang masuk dalam daftar hitam AS. Departemen Luar Negeri AS menyebut perusahaan ini sebagai "jalur pengiriman pilihan bagi agen penyebar dan pengadaan Iran."

Perjalanan Jairan Menuju Iran

Selama Januari hingga awal Maret, transponder Jairan menunjukkan bahwa kapal tersebut berlabuh di Pulau Liuheng, China timur. 

Berdasarkan analisis dari MarineTraffic dan Seasearcher, tidak ada perubahan signifikan pada kedalaman kapal selama periode tersebut.

Artinya, kapal itu belum mengambil muatan besar sejak tiba di China akhir tahun lalu.

Namun, situasi berubah setelah Jairan meninggalkan Pulau Liuheng pada 3 Maret. Kapal ini bergerak ke selatan menuju Zhuhai Gaolan dan berlabuh pada 8 Maret. 

Dua hari kemudian, kapal tersebut kembali berlayar menuju Iran dengan perkiraan tiba di Bandar Abbas pada 26 Maret.

Menurut analis intelijen Martin Kelly dari EOS Risk Group, Jairan mengalami perubahan draft (kedalaman kapal di bawah garis air) yang signifikan saat meninggalkan Zhuhai Gaolan. 

Hal ini menunjukkan bahwa kapal tersebut telah mengambil kargo utama sebelum berangkat ke Iran.

Posisi Terbaru Jairan

Hingga Jumat (14/3), Jairan diketahui berada di perairan Kepulauan Riau, bergerak menuju barat daya ke arah Selat Singapura. 

Tidak ada komentar resmi dari Departemen Luar Negeri AS mengenai keberangkatan Jairan dari China. 

Sementara itu, misi Iran di PBB juga belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari VOA.

Reaksi AS dan China

Bulan lalu, Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa mereka mengetahui laporan yang menyebutkan Golbon dan Jairan digunakan untuk mengimpor natrium perklorat dari China. 

Namun, mereka menegaskan bahwa AS tetap berkomitmen untuk mencegah penyebaran barang dan teknologi yang dapat memperkuat program rudal Iran.

Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menegaskan bahwa China mematuhi kebijakan kontrol ekspor dan kewajiban internasionalnya. 

Beijing juga menolak sanksi sepihak yang dijatuhkan oleh negara lain, menyebutnya sebagai tindakan ilegal.

Apakah Kapal Iran Akan Dicegat?

Pada 4 Februari, delapan senator Republik AS yang dipimpin oleh Jim Risch dan Pete Ricketts mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri Marco Rubio, mendesak AS untuk bekerja sama dengan mitra global guna mencegat pengiriman Iran-China jika laporan media terbukti benar. 

Namun, hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda bahwa Golbon atau Jairan akan dicegat dalam perjalanan mereka ke Iran.

Mengingat ketegangan geopolitik yang terus meningkat, perjalanan Jairan menjadi perhatian dunia. 

Apakah kapal ini akan mencapai tujuannya tanpa hambatan atau justru akan mendapat tindakan lebih lanjut dari pihak Barat? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.

Oleh: VOA Indonesia | Editor: Yakop

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar