Gelombang Kedua #IndonesiaGelap: Mahasiswa Kembali Turun ke Jalan Menentang Undang-Undang Militer Baru | Borneotribun.com

Selasa, 25 Maret 2025

Gelombang Kedua #IndonesiaGelap: Mahasiswa Kembali Turun ke Jalan Menentang Undang-Undang Militer Baru

Gelombang Kedua #IndonesiaGelap Mahasiswa Kembali Turun ke Jalan Menentang Undang-Undang Militer Baru
Gelombang Kedua #IndonesiaGelap Mahasiswa Kembali Turun ke Jalan Menentang Undang-Undang Militer Baru.

JAKARTA - Indonesia kembali membara! Gelombang kedua aksi #IndonesiaGelap meledak di berbagai kota, dengan mahasiswa di seluruh negeri turun ke jalan menentang undang-undang militer baru yang dinilai kontroversial. 

UU ini memungkinkan perwira aktif TNI menduduki jabatan sipil, sesuatu yang dikhawatirkan akan mengembalikan dominasi militer seperti era Orde Baru di bawah kepemimpinan Suharto.

Aksi Unjuk Rasa Meluas, Bentrokan Tak Terhindarkan

Sejak pekan lalu, demonstrasi terus meluas dari Yogyakarta hingga Malang. Sayangnya, aksi protes yang awalnya damai berubah menjadi bentrokan dengan aparat keamanan. 

Polisi menggunakan gas air mata, meriam air, dan tindakan represif lainnya untuk membubarkan massa. 

Di Malang, amarah massa memuncak hingga menyebabkan bagian gedung DPRD setempat terbakar.

Sementara itu, di Yogyakarta, seorang pemimpin mahasiswa, Tiyo Ardianto, kini menghadapi intimidasi terbuka setelah memimpin aksi pekan lalu. 

Spanduk-spanduk bernada ancaman dengan warna merah darah muncul di sekitar lokasi demonstrasi, menuduh Tiyo dan aktivis lainnya sebagai "antek asing". 

Situasi ini menambah ketegangan di tengah perlawanan mahasiswa terhadap kebijakan yang dianggap merugikan demokrasi.

Mahasiswa Menolak Kembalinya Dominasi Militer

Para mahasiswa dan aktivis melihat undang-undang ini sebagai ancaman besar bagi demokrasi Indonesia. 

Dengan diperbolehkannya perwira aktif menduduki jabatan sipil, banyak pihak khawatir prinsip supremasi sipil yang telah diperjuangkan sejak reformasi 1998 akan terkikis. 

“Ini bukan hanya soal jabatan, ini soal masa depan demokrasi kita,” ujar seorang demonstran di Jakarta.

Aksi protes ini mengingatkan pada gerakan reformasi 1998 yang menggulingkan Suharto. 

Banyak mahasiswa menganggap UU ini sebagai langkah mundur yang bisa menghidupkan kembali kontrol militer atas kehidupan sipil, sesuatu yang selama ini telah berusaha dihindari pasca-reformasi.

Apa Langkah Selanjutnya?

Gelombang protes #IndonesiaGelap tampaknya belum akan mereda. Mahasiswa dan aktivis terus menggalang solidaritas dan menyerukan aksi lebih besar dalam beberapa hari ke depan. 

Di media sosial, tagar #IndonesiaGelap dan #TolakUUPerwiraAktif menjadi trending, menunjukkan luasnya dukungan publik terhadap gerakan ini.

Pemerintah sejauh ini belum memberikan tanggapan yang memuaskan terhadap tuntutan mahasiswa. 

Jika situasi terus memanas, bukan tidak mungkin akan ada eskalasi lebih lanjut, baik dari pihak demonstran maupun aparat keamanan.

Situasi ini menjadi pengingat bahwa suara mahasiswa masih menjadi kekuatan utama dalam menjaga demokrasi. 

Akankah pemerintah mendengarkan atau justru semakin menekan perlawanan ini? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar