Pontianak - Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kalimantan Barat (Kalbar) terus mendorong pengembangan jaringan desa wisata sebagai bagian dari strategi memperkuat sektor pariwisata berbasis ekonomi kreatif.
"Hingga saat ini, sebanyak 180 desa di Kalbar telah terdaftar dalam Jaringan Desa Wisata (Jadesta) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)," kata Kepala Disporapar Kalbar Windy Prihastari, di Pontianak, Selasa.
Program tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan potensi lokal di berbagai desa agar dapat berkembang menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan.
"Pariwisata dan ekonomi kreatif tidak bisa dipisahkan. Desa wisata harus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pengembangan sektor kreatif," tutur Windy.
Menurut dia, proses masuk ke dalam jaringan desa wisata nasional tidaklah mudah, karena setiap desa harus memenuhi berbagai indikator yang telah ditetapkan, termasuk memiliki potensi ekonomi kreatif yang kuat.
Sejak 2020, Disporapar Kalbar telah melakukan pemetaan desa wisata dan memberikan pendampingan bagi desa-desa yang berpotensi. Selain kunjungan langsung, pemerintah juga membantu promosi desa wisata dengan menyediakan dokumentasi dan video reels secara gratis.
"Pemerintah desa juga kami bekali dengan berbagai program pengembangan potensi wisata. Kami bekerja sama dengan pemuda setempat untuk mengembangkan desa-desa di Kalimantan Barat," kata Windy.
Setelah melalui tahapan kurasi dan penilaian dari Kemenparekraf, desa-desa yang memenuhi syarat kemudian diusulkan untuk masuk ke dalam Jadesta. Hasilnya, saat ini 180 desa di Kalbar telah resmi terdaftar, dengan beberapa desa di antaranya menerima penghargaan atas pengelolaan wisata yang inovatif.
Windy berharap pengembangan jaringan desa wisata ini dapat menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat melalui penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor kerajinan, kuliner, homestay, dan jasa wisata lainnya.
"Ke depan, kami akan terus mendorong promosi dan kolaborasi agar desa-desa wisata di Kalbar semakin dikenal luas dan menarik lebih banyak wisatawan," tuturnya.
Meskipun menghadapi tantangan efisiensi anggaran, Windy optimistis sektor pariwisata tetap dapat berkembang melalui kerja sama dengan desa-desa wisata dan pihak swasta.
"Kolaborasi menjadi kunci dalam pengembangan pariwisata Kalimantan Barat," ujar Windy.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS