Pontianak - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mencatat realisasi luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2024 mencapai 247,21 ribu hektare, meningkat 10,33 persen dibandingkan 2023 yang tercatat sebesar 224,07 ribu hektare.
"Puncak panen padi pada 2024 terjadi pada bulan Maret, sejalan dengan tren tahun sebelumnya. Luas panen pada Maret 2024 mencapai 55,47 ribu hektare atau naik 20,42 persen dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 46,06 ribu hektare," kata Kepala BPS Kalbar Muh Saichudin, di Pontianak, Selasa.
Dia mengatakan, selain luas panen yang meningkat, produksi padi Kalbar juga mengalami kenaikan. Sepanjang 2024, produksi padi di Kalbar mencapai 764,78 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG), meningkat 9,21 persen atau bertambah 64,49 ribu ton dibandingkan 2023 yang hanya mencapai 700,29 ribu ton GKG.
Produksi padi tertinggi terjadi pada Maret 2024 dengan capaian 166,66 ribu ton GKG, sedangkan produksi terendah terjadi pada November sebesar 26,36 ribu ton GKG.
"Secara keseluruhan, tren peningkatan luas panen dan produksi padi terjadi di hampir setiap periode sepanjang 2024. Peningkatan luas panen terbesar terjadi pada subround September-Desember 2024, yaitu bertambah 9,33 ribu hektare atau naik 21,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, peningkatan produksi terbesar tercatat pada subround Januari-April 2024 dengan kenaikan 24,87 ribu ton GKG atau 6,26 persen," katanya lagi.
Memasuki 2025, kata Saichudin, tren positif luas panen dan produksi padi diperkirakan terus berlanjut. Pada Januari 2025, luas panen padi mencapai 24,66 ribu hektare. Sementara itu, potensi panen pada Februari hingga April 2025 diperkirakan mencapai 128,89 ribu hektare.
"Dengan demikian, total luas panen pada periode Januari-April 2025 diproyeksikan mencapai 153,55 ribu hektare atau meningkat 10,59 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024 yang sebesar 138,85 ribu hektare," kata dia pula.
Dari sisi produksi, padi yang dihasilkan pada Januari 2025 diperkirakan mencapai 72,74 ribu ton GKG, sementara potensi produksi sepanjang Februari hingga April 2025 mencapai 365,74 ribu ton GKG. Jika proyeksi ini terealisasi, total produksi padi pada Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 438,48 ribu ton GKG, meningkat 3,95 persen dibandingkan 2024 yang sebesar 421,80 ribu ton GKG.
Peningkatan produksi padi pada 2024 terjadi di beberapa kabupaten, terutama di Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Bengkayang, dan Kota Singkawang.
Namun, beberapa daerah mengalami penurunan produksi, seperti Kabupaten Landak, Kapuas Hulu, Melawi, Kayong Utara, Kabupaten Sanggau, dan Kota Pontianak.
Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi tertinggi pada 2024 adalah Kabupaten Sambas, Ketapang, dan Landak. Sementara itu, produksi padi terendah tercatat di Kota Pontianak, Kabupaten Melawi, dan Kota Singkawang.
Berdasarkan potensi produksi awal 2025, Kabupaten Sambas, Sanggau, dan Kabupaten Landak diprediksi tetap menjadi daerah dengan produksi padi tertinggi. Sebaliknya, Kota Pontianak, Kota Singkawang, dan Kabupaten Melawi diperkirakan masih mencatat produksi padi terendah.
"Potensi penurunan produksi padi pada subround Januari-April 2025 diperkirakan terjadi di Kabupaten Mempawah, Ketapang, Kubu Raya, Sintang, dan Kabupaten Kayong Utara. Sementara itu, peningkatan produksi padi yang cukup besar diperkirakan terjadi di Kabupaten Sanggau, Landak, Sambas, dan Kabupaten Bengkayang," katanya pula.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS