![]() |
5 Obat yang Tidak Boleh Dicampur dengan Alkohol. |
JAKARTA - Kombinasi obat dan alkohol bisa sangat berbahaya bagi kesehatan. Banyak orang menganggap bahwa sedikit alkohol tidak akan berpengaruh, tetapi dalam kenyataannya, interaksi antara alkohol dan obat-obatan dapat menyebabkan efek samping serius.
Artikel ini akan membahas lima kelompok obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan alkohol, beserta alasannya.
Bagaimana Alkohol Berinteraksi dengan Obat?
Terdapat tiga cara utama bagaimana alkohol dapat mempengaruhi kerja obat dalam tubuh:
- Mengubah metabolisme obat – Alkohol dapat mempercepat atau memperlambat pemrosesan obat dalam tubuh, yang bisa menyebabkan kadar obat dalam darah menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
- Mempengaruhi penyerapan alkohol dan obat – Alkohol dapat meningkatkan kadar obat dalam darah, yang berisiko menyebabkan efek samping yang lebih kuat.
- Mengubah efek farmakologi obat – Alkohol bisa memperkuat atau melemahkan efek obat, yang dapat berbahaya bagi kesehatan.
Mari kita bahas lima kelompok obat yang paling sering berinteraksi dengan alkohol.
1. Antidepresan
Antidepresan tidak hanya digunakan untuk mengatasi depresi, tetapi juga untuk gangguan kecemasan, gangguan makan, dan beberapa kondisi lainnya.
Alkohol dapat memperburuk efek samping antidepresan, seperti:
- Duloxetine (digunakan untuk depresi berat dan gangguan kecemasan) dapat menyebabkan kerusakan hati yang diperparah oleh alkohol.
- Inhibitor monoamin oksidase (MAOI) dalam kombinasi dengan alkohol yang mengandung tiramin (seperti bir, anggur, atau whisky) bisa menyebabkan lonjakan tekanan darah yang berbahaya.
- Alkohol dapat memperkuat efek samping antidepresan seperti mengantuk, kebingungan, serta gangguan koordinasi dan reaksi.
2. Obat Pereda Nyeri Tanpa Resep
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen, naproxen, dan aspirin sering digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
Namun, mengonsumsinya dengan alkohol bisa meningkatkan risiko:
- Pendarahan lambung dan tukak – Alkohol dapat memperparah iritasi lambung yang disebabkan oleh OAINS.
- Kerusakan hati – Jika paracetamol dikonsumsi dengan alkohol dalam jangka panjang, bisa terjadi kerusakan hati yang serius.
3. Relaksan Otot
Relaksan otot digunakan untuk meredakan kejang otot dan nyeri. Beberapa efek berbahaya yang dapat timbul akibat kombinasi dengan alkohol antara lain:
- Penekanan sistem saraf pusat – Mengakibatkan kantuk, kebingungan, kelemahan otot, dan gangguan berpikir.
- Efek mirip opiat – Beberapa relaksan otot seperti carisoprodol dapat diubah dalam tubuh menjadi zat yang mirip dengan opiat, yang bila dikombinasikan dengan alkohol bisa menyebabkan kantuk ekstrem, mual, dan pusing.
- Hipotensi – Obat seperti tizanidine dapat menyebabkan tekanan darah turun drastis saat dikombinasikan dengan alkohol.
4. Antibiotik
Mengonsumsi antibiotik dengan alkohol dapat meningkatkan efek samping seperti:
- Reaksi seperti disulfiram – Beberapa antibiotik (misalnya metronidazol, tinidazol, dan cefoperazone) dapat menyebabkan efek seperti keracunan, termasuk kemerahan pada wajah, mual, muntah, nyeri perut, sakit kepala, dan jantung berdebar.
- Kerusakan hati – Alkohol dan antibiotik dapat meningkatkan risiko kerusakan hati karena metabolisme keduanya terjadi di organ yang sama.
- Gangguan sistem saraf pusat – Alkohol dapat meningkatkan efek samping antibiotik seperti kantuk, pusing, dan kebingungan.
5. Obat Kardiovaskular
Obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit jantung dan tekanan darah tinggi sering kali bereaksi buruk dengan alkohol:
- Obat antiaritmia dan angina dapat memperlambat metabolisme alkohol, menyebabkan kadar alkohol dalam darah tetap tinggi lebih lama.
- Obat tekanan darah tinggi – Alkohol dapat menyebabkan hipotensi ortostatik, yaitu penurunan tekanan darah secara tiba-tiba saat berdiri, yang bisa menyebabkan pusing atau pingsan.
- Efek samping yang lebih kuat – Alkohol dapat meningkatkan efek samping obat kardiovaskular seperti pusing, kelelahan, dan gangguan keseimbangan.
Bagaimana Mengetahui Apakah Obat Aman Dikonsumsi dengan Alkohol?
Untuk menghindari risiko berbahaya dari kombinasi obat dan alkohol, lakukan langkah-langkah berikut:
- Baca label obat – Jika terdapat peringatan “Jangan dikonsumsi dengan alkohol”, patuhi instruksi tersebut.
- Konsultasi dengan dokter atau apoteker – Jika tidak yakin, tanyakan apakah aman mengonsumsi obat tertentu dengan alkohol.
- Gunakan aplikasi pengecekan obat – Beberapa aplikasi kesehatan dapat membantu memeriksa interaksi obat dan alkohol.
Banyak orang tidak menyadari bahwa obat-obatan tertentu tidak boleh dikombinasikan dengan alkohol karena dapat menyebabkan efek samping serius, bahkan fatal.
Lima kelompok obat yang paling berisiko adalah antidepresan, obat pereda nyeri tanpa resep, relaksan otot, antibiotik, dan obat kardiovaskular.
Untuk keamanan, selalu baca label obat, konsultasikan dengan tenaga medis, dan hindari konsumsi alkohol saat sedang menjalani pengobatan.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS