21 Proyek Strategis Hilirisasi Nasional Siap Berjalan untuk Penguatan Ekonomi Indonesia | Borneotribun.com

Rabu, 05 Maret 2025

21 Proyek Strategis Hilirisasi Nasional Siap Berjalan untuk Penguatan Ekonomi Indonesia

21 Proyek Strategis Hilirisasi Nasional Siap Berjalan untuk Penguatan Ekonomi Indonesia
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan keterangan persnya kepada awak media usai diterima Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 3 Maret 2025. (Foto: BPMI Setpres)

JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus mendorong hilirisasi industri sebagai langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan energi, menciptakan lapangan kerja, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi. 

Dalam pertemuan yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 3 Maret 2025, disepakati bahwa tahap pertama hilirisasi akan mencakup 21 proyek dengan total investasi mencapai USD40 miliar.

Fokus Hilirisasi di Berbagai Sektor

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa proyek-proyek ini akan menyasar berbagai sektor strategis, seperti minyak dan gas, pertambangan, pertanian, hingga kelautan.

“Kami telah menetapkan 21 proyek hilirisasi dengan total investasi sekitar USD40 miliar. 

Pembahasan detail telah dilakukan, termasuk menentukan nama-nama proyek investasi yang akan dilaksanakan di tahap pertama tahun 2025,” ujar Bahlil dalam keterangan persnya.

Pembangunan Storage Minyak dan Refinery Baru

Salah satu proyek utama yang akan segera dijalankan adalah pembangunan fasilitas penyimpanan minyak (storage) di Pulau Nipah. 

Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dengan memastikan cadangan minyak yang cukup untuk kebutuhan selama 30 hari, sesuai dengan amanat Peraturan Presiden.

Selain itu, pemerintah juga akan membangun refinery (kilang minyak) berkapasitas 500 ribu barel per hari. 

Kilang ini akan menjadi salah satu fasilitas pengolahan minyak terbesar di Indonesia, yang diharapkan mampu meningkatkan pasokan energi dalam negeri serta mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar.

Gasifikasi Batu Bara untuk Produksi DME

Di sektor gasifikasi batu bara, pemerintah menargetkan produksi Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi LPG. 

Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, kali ini proyek DME akan mengandalkan sumber daya dalam negeri tanpa ketergantungan pada investor asing.

“Kita tidak lagi bergantung pada investor asing. Kebijakan Presiden memastikan bahwa sumber daya berasal dari dalam negeri, investasi dari pemerintah dan swasta nasional, serta teknologi dari mitra luar yang memang kita butuhkan,” tegas Bahlil.

Proyek DME ini akan dikembangkan di beberapa wilayah, seperti Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

Hilirisasi di Sektor Tambang, Pertanian, dan Perikanan

Selain minyak dan gas, pemerintah juga akan meningkatkan nilai tambah di sektor pertambangan. Komoditas seperti tembaga, nikel, dan bauksit akan diolah lebih lanjut hingga menjadi produk bernilai tinggi seperti alumina. 

Sektor perikanan, pertanian, dan kehutanan juga masuk dalam daftar prioritas hilirisasi nasional.

Presiden Prabowo telah menetapkan 26 sektor komoditas sebagai prioritas hilirisasi, yang mencakup mineral, minyak dan gas, perikanan, pertanian, perkebunan, serta kehutanan. 

Dengan strategi ini, pemerintah berharap dapat memperkuat ketahanan energi, mengembangkan industri nasional, serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat.

Manfaat Hilirisasi bagi Masyarakat

Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa proyek hilirisasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga menciptakan peluang kerja bagi masyarakat luas.

“Hilirisasi ini akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan, baik yang bersifat padat karya maupun padat teknologi. Intinya, investasi ini harus bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional kita,” ujar Bahlil.

Dengan perencanaan yang matang serta dukungan berbagai pihak, pemerintah optimistis bahwa proyek-proyek hilirisasi ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.

Tambahkan Komentar Anda
Komentar