Rem berdenyit jangan langsung diganti, ini alasannya | Borneotribun.com

Minggu, 23 Februari 2025

Rem berdenyit jangan langsung diganti, ini alasannya

Rem berdenyit jangan langsung diganti, ini alasannya
Rem berdenyit jangan langsung diganti, ini alasannya. (ANTARA)
Jakarta - Sering kali pengguna kendaraan bermotor baik untuk roda dua maupun roda empat kerap menemukan suara berdenyit yang bersumber dari bagian pengereman, sehingga memunculkan rasa khawatir berlebih pada saat kendaraan tersebut digunakan.

Bendix Principal Indonesia, Rachmat Dwinata mengungkapkan bahwa pengendara yang menemukan kejadian tersebut tidak perlu terburu-buru untuk langsung mengganti komponen yang menempel di bagian pengereman seperti kampas dan juga piringan.

“Banyak faktor, mungkin kotor seperti tidak pernah dirawat secara berkala atau mungkin dari material bahannya terlalu keras jadi menimbulkan efek bunyi dan itu belum tentu harus diganti,” kata Rachmat Dwinata di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemilik kendaraan disarankan untuk rajin dalam melakukan pembersihan secara rutin setiap melakukan servis berkala. Dengan rajin melakukan perawatan, kinerja lebih optimal.

Meski begitu, dia menyarankan kepada para pemilik kendaraan untuk senantiasa memeriksakan kesehatan dari komponen rem ini setiap 30 sampai dengan 40 ribu km.

“Kalau ngomong normal tidak bisa jadi acuan, seperti cara pengendara, pengereman dan medan penggunaan juga dia rutin servis atau tidak, idealnya sih memang 30 sampai 40 ribu km,” ujar dia.

Pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, Bendix mengenalkan produk kampas rem terbarunya yang dikhususkan untuk kendaraan elektrik karena diproduksi dengan material khusus.

Kampas rem yang dirancang untuk kendaraan elektrik ini menggunakan material yang diklaim bereda dengan material kampas rem pada umumnya.

Kampas rem ini juga diklaim memiliki beberapa keunggulan seperti tahan panas hingga 380 derajat celsius dan juga sudah dilengkapi dengan teknologi Hybrid Fusion yang menggabungkan STEALTH Advanced Technology, Ceramic Technology, Blue Titanium Stripe, dan Fiber Impregnated Rubber Steel Shims.

"Material kampas rem mobil HEV/BEV menggunakan metalik, karena bobot kendaraan HEV/BEV cenderung lebih berat, sehingga membutuhkan daya pengereman lebih kuat yang didapatkan dari material metalik," tutup dia.

Hanya saja, pengguna kendaraan elektrik di Indonesia masih harus bersabar untuk menggunakan kampas rem ini. Hal itu dikarenakan, pihaknya belum menjual kampas rem tersebut di pasar Indonesia.

Pewarta : Chairul Rohman/ANTARA

DIIKLANKAN BORNEOTRIBUN

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar