Pertemuan Tatap Muka Trump dan Putin Sedang Dipersiapkan | Borneotribun.com

Senin, 24 Februari 2025

Pertemuan Tatap Muka Trump dan Putin Sedang Dipersiapkan

Pertemuan Tatap Muka Trump dan Putin Sedang Dipersiapkan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan pada awal pertemuan di Helsinki, Finlandia, 16 Juli 2018. (Foto: Pablo Martinez Monsivais/AP Photo)
JAKARTA - Persiapan untuk pertemuan tatap muka antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin kini sedang berlangsung. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengungkapkan pada Sabtu (22/2) bahwa pertemuan ini bisa menjadi momen penting dalam hubungan kedua negara dan membahas berbagai isu global, termasuk perang di Ukraina.

Fokus Pembicaraan: Lebih dari Sekadar Ukraina

Ryabkov menyatakan bahwa pembicaraan antara Trump dan Putin tidak hanya akan membahas konflik di Ukraina tetapi juga upaya untuk menormalkan hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat.

“Pertanyaannya adalah tentang bagaimana kita mulai bergerak menuju normalisasi hubungan antar negara, menemukan solusi untuk berbagai situasi berbahaya, termasuk Ukraina,” kata Ryabkov.

Namun, ia juga menegaskan bahwa rencana ini masih dalam tahap awal dan memerlukan persiapan yang sangat intensif sebelum bisa terwujud.

Pertemuan Awal di Arab Saudi

Sebelumnya, pada Selasa (18/2), perwakilan Rusia dan Amerika Serikat bertemu di Arab Saudi untuk membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina serta meningkatkan hubungan diplomatik dan ekonomi. Kesepakatan ini menandai perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump.

Dalam pertemuan tersebut, para pejabat senior Amerika bahkan menyarankan agar Ukraina tidak lagi mengejar keanggotaan dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan menerima kondisi kehilangan sekitar 20 persen wilayahnya yang kini dikuasai oleh Rusia.

Setelah pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Amerika Marco Rubio mengatakan bahwa kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan awal untuk tiga hal penting:
1. Memulihkan staf diplomatik di kedutaan masing-masing di Washington dan Moskow.
2. Membentuk tim negosiasi tingkat tinggi untuk mendukung perundingan damai Ukraina.
3. Menjajaki kerja sama ekonomi yang lebih erat antara Rusia dan Amerika Serikat.

Namun, Rubio menekankan bahwa ini baru tahap awal dari perundingan dan masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mencapai kesepakatan final.

Reaksi Beragam dari Ukraina dan Sekutu Eropa

Meskipun pertemuan ini membawa angin perubahan dalam hubungan Rusia dan Amerika, Ukraina tidak dilibatkan dalam diskusi tersebut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan bahwa negaranya tidak akan menerima hasil apa pun dari perundingan yang tidak melibatkan Kyiv. Ia bahkan menunda perjalanannya ke Arab Saudi yang sebelumnya dijadwalkan pada Rabu (19/2).

Di sisi lain, sekutu-sekutu Eropa juga menyuarakan kekhawatiran karena merasa tidak dilibatkan dalam pembicaraan yang menyangkut keamanan regional.

## Sikap Trump terhadap Ukraina
Trump tampaknya mulai melunakkan kritiknya terhadap Ukraina. Dalam wawancara radio dengan Brian Kilmeade dari Fox News pada Jumat (21/2), ia menarik kembali pernyataan sebelumnya yang menyalahkan Kyiv atas konflik ini.

Namun, ia tetap menekankan bahwa baik Zelenskyy maupun mantan Presiden AS Joe Biden seharusnya lebih proaktif dalam mencari solusi damai dengan Rusia.

“Rusia memang menyerang, tapi mereka seharusnya tidak membiarkan itu terjadi,” ujar Trump.

Pertemuan puncak antara Trump dan Putin berpotensi menjadi titik balik dalam hubungan Amerika Serikat dan Rusia serta upaya penyelesaian konflik di Ukraina. Meski masih dalam tahap awal, diskusi ini menunjukkan adanya kemungkinan perubahan besar dalam politik global, terutama terkait peran Amerika dalam perang di Ukraina.

Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam mengakomodasi kepentingan Ukraina dan sekutu-sekutu Barat yang masih ragu dengan pendekatan ini. Apakah pertemuan ini akan membawa perdamaian atau justru membuka babak baru dalam ketegangan geopolitik? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.

DIIKLANKAN BORNEOTRIBUN

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar