Jakarta - Nahdlatul Ulama (NU) menyebut wanita berperan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa mulai dari mendidik anak di rumah hingga terlibat aktif dalam mengikuti pelatihan militer guna menjaga kedaulatan negara.
“Catatan sejarah lainnya yang menempatkan posisi Muslimat NU di garda depan republik adalah perannya dalam program deradikalisasi,” kata Anggota Pimpinan Pusat Muslimat NU Dr. Susianah Affandy, M.Si dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Susianah mengatakan organisasi perempuan badan otonom NU yang terdiri atas para wanita, diminta oleh Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa untuk mengawal pemerintahan.
Sejak zaman dahulu, peran wanita khususnya yang tergabung sebagai Muslimat NU telah mengemban mandat sosial keagamaan di seluruh lapisan masyarakat.
Keterlibatan ibu-ibu NU tidak semata mengisi dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan para pejuang, namun juta turut mengangkat senjata. Pada rentang tahun 1946-1965, mereka turut mengikuti pelatihan militer mempertahankan kedaulatan negara.
Pengalaman Sukarelawati Muslimat NU masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan terdokumentasikan dalam bentuk foto bersejarah, seperti dalam foto Nyai Saifuddin Zuhri yang latihan menembak dengan posisi mata tertutup.
Dalam foto lain yang dapat dilihat di Gedung Kementerian Pertahanan, tampak anggota lainnya berbaris menggunakan senjata.
“Bagi Muslimat NU, perjuangan melawan penjajahan merupakan ibadah yakni melawan kemungkaran di muka bumi sebagaimana perintah Allah SWT,” ujar dia.
Setelah Indonesia merdeka, Muslimat NU berada di garis depan perjuangan melawan kebodohan. Muslimat NU di bawah kepemimpinan Ny. Hj. Mahmudah Mawardi (1950-1979) dan Hj. Asmah Syahruni (1979-1995) mengeluarkan instruksi kepada Pengurus Cabang agar setiap desa dibangun sekolah TK.
Lambat laun perempuan di perdesaan mulai melek huruf, para remaja perempuan di perdesaan mulai memahami tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara hingga menurunkan angka pernikahan anak.
Di sela-sela jam belajar-mengajar, terdapat interaksi antar orang tua dengan sekolah. Muslimat NU juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan bertemakan parenting dan kegiatan membangun keteladanan orang tua dalam pengasuhan anak.
Rais Am PBNU Kiai Miftahul Akhyar menambahkan bahwa Muslimat NU memiliki sumbangsih besar dalam penyiapan Ibu-Ibu sebagai madrasah pertama kehidupan anak.
Ibu-ibu Muslimat di perdesaan setiap hari menjaga teritorinya masing-masing. Bentuk layanan yang diberikan sebagai garda depan antara lain, layanan dakwah yang dilakukan melalui pengajian rutin, diselenggarakan dua sampai tiga kali tiap minggu.
Oleh : Hreeloita Dharma Shanti/ANTARA
DIIKLANKAN BORNEOTRIBUN
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS