DJPb: Perekonomian Kalbar terjaga di tengah ketidakpastian global | Borneotribun.com

Minggu, 01 Desember 2024

DJPb: Perekonomian Kalbar terjaga di tengah ketidakpastian global

DJPb: Perekonomian Kalbar terjaga di tengah ketidakpastian global
DJPb: Perekonomian Kalbar terjaga di tengah ketidakpastian global. (ANTARA)
Pontianak - Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II B Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kemenkeu Kalbar Gunawan Setiono menyebutkan perekonomian Kalbar saat ini masih terjaga baik di tengah ketidakpastian global.

"Perekonomian Kalbar masih terjaga dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh, neraca perdagangan yang surplus, inflasi terkendali dan lainnya masih terjaga," ujarnya di Pontianak, Minggu.

Ia menjelaskan untuk pertumbuhan ekonomi Kalbar triwulan III 2024 secara year on year atau tahun ke tahun berada di angka 4,87 persen dan menempati urutan ketiga setelah Kaltim dan Kalsel.

Distribusi perekonomian di Kalbar didominasi oleh sektor pertanian dengan nilai distribusi 21,58 persen diikuti oleh sektor industri, perdagangan besar, dan konstruksi.

"Di sisi lain sektor real estat menempati urutan tertinggi lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan paling pesat di Kalbar dengan pertumbuhan year on year sebesar 9,42 persen," kata dia.

Untuk tingkat inflasi Kalbar hingga 31 Oktober 2024 sebesar 1,58 persen (year on year) dengan tingkat inflasi tertinggi berada di Kabupaten Sintang yaitu sebesar 2,31 persen dan tingkat inflasi terendah berada di Kota Singkawang yaitu sebesar 1,33 persen.

Selanjutnya, untuk kesejahteraan petani dan nelayan dinilai baik dengan nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar nelayan (NTN) tercatat masing masing berada pada angka 162,35 dan 101,26. NTP Kalbar pada Oktober 2024 menempati posisi tertinggi seregional Kalimantan dan berada di atas nasional.

"Hal tersebut sejalan dengan kontribusi lapangan usaha terbesar di Kalimantan Barat terdapat pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan," jelas dia.

Sementara, untuk neraca perdagangan Kalbar tetap terjaga di angka surplus dengan nilai 159,69 juta dolar AS dengan akumulatif di 2024 sebesar 957,69 juta dolar AS.

"Nilai impor dan ekspor Kalbar masing-masing sebesar 63,22 juta dolar AS dan US 222,93 juta dolar AS," jelas dia.

Menurutnya, meski secara umum perekonomian tetap terjaga, namun dampak perubahan kebijakan Amerika Serikat pada pasar negara berkembang perlu diwaspadai.

"Rilis pertumbuhan kuartal ketiga negara-negara masih mengindikasikan tren pertumbuhan yang beragam. Secara umum, negara berkembang di Asia tumbuh lebih kuat, Amerika Serikat menunjukkan ketangguhan ekonominya. Sedangkan, Eropa menunjukkan pertumbuhan yang relatif stagnan," katanya.

Pewarta : Dedi/ANTARA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar