Jakarta - Para siswa dan guru yang tinggal di pengungsian karena daerahnya terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sudah mulai mendapat bantuan pulsa dan akses internet dari operator seluler menurut pejabat Dinas Komunikasi dan Informatika setempat.
"Bantuan itu memang dikhususkan bagi siswa dan guru, karena untuk membantu pendidikan selama di pengungsian agar tetap bisa mengakses konten-konten edukatif," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores Timur Heronimus Lamawuran.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers Kementerian Komunikasi dan Digital di Jakarta, Jumat, Heronimus menyampaikan bahwa menurut data yang dia terima hingga 21 November 2024 sebanyak 1.695 pengungsi sudah menerima bantuan akses layanan telekomunikasi dari operator seluler Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).
Menurut Heronimus, yang biasa disapa Herry, pembagian bantuan pulsa dan paket data untuk mengakses internet dilakukan di enam lokasi pengungsian di Kabupaten Flores Timur dan satu lokasi pengungsian di Kabupaten Sikka.
Lokasi pengungsian yang dimaksud meliputi Pos Lapangan (Poslap) Konga, Lewolaga, Bokang, Ile Gerong, Kobasoma, dan Eputobi di Flores Timur serta Poslap Waigete di Sikka.
Menurut arahan dari Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, dalam kondisi darurat bencana akibat erupsi Gunung Lewotobi registrasi kartu-kartu seluler untuk pengungsi dapat dilakukan menggunakan nomor induk kependudukan (NIK) dan nomor kartu keluarga (KK) pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Flores Timur yang berwenang.
Namun, masa aktif kartu seluler tersebut harus dibatasi. Misalnya, hanya untuk satu sampai tiga bulan dan setelah itu dimatikan.
Pengungsi yang ingin melanjutkan penggunaan kartu seluler bantuan wajib melakukan registrasi lagi menggunakan NIK dan nomor KK masing-masing sebelum kartu dinonaktifkan.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil akan memfasilitasi warga yang mengalami kesulitan registrasi karena kartu tanda penduduk atau kartu keluarganya hilang saat bencana.
"Kami selaku kepanjangan tangan dari Kementerian Komdigi akan mengawasi hal itu dengan ketat sejak pembagian bantuan hingga masa berlaku habis, sehingga asas kebermanfaatan bantuannya benar-benar dirasakan," tutur Herry.
Karolus B Mite, siswa sekolah menengah pertama yang mengungsi di Poslap Kobasoma, senang mendapatkan bantuan pulsa dan akses internet gratis selama berada di pengungsian.
"Mau saya pakai untuk belajar dan mencari pengetahuan. Ya sekali-kali ada main game juga jika jenuh," kata Karolus, yang berharap bisa menerima setidaknya satu kali lagi bantuan pulsa dan akses internet selama tinggal di pengungsian.
"Kalau saya kepinginnya cepat-cepat sekolah seperti biasa lagi, tapi kan belum bisa. Sementara ada sekolah darurat tapi tidak maksimal, jadi saya bersyukur bisa dapat bantuan pulsa dan internet gratis ini, membantu sekali," katanya.
Siswa sekolah menengah pertama yang lain, Maria Nogo Tobi, bersyukur mendapat bantuan pulsa dan akses internet karena orang tuanya tidak bisa bekerja selama daerahnya terdampak bencana.
"Kasihan kalau harus minta ke orang tua untuk membelikan pulsa atau data, karena kan orang tua tidak bekerja selama bencana ini. Jadi, kalau bisa bantuannya tidak sekali ini saja, tapi nanti ada lagi. Jadi bisa tetap belajar dan mencari informasi secara online," kata Maria.
Selain memberikan bantuan pulsa dan akses internet, operator seluler menyalurkan bantuan berupa bahan pokok, makanan, dan kebutuhan pengungsi yang lainnya.
Guna membantu penanganan warga yang mengungsi karena daerahnya terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Kementerian Komunikasi dan Digital sejak 19 November 2024 mendirikan posko di enam lokasi pengungsian, yakni Pos Lapangan Desa Konga, Lewolaga, Bokang, Ile Gerong, Kobasoma, serta Eputobi.
Posko yang dilengkapi dengan perangkat multimedia itu didirikan untuk membantu pengungsi mengakses layanan informasi, pendidikan, dan hiburan.
Pewarta : Adimas Raditya Fahky P/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS