Pontianak - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Pontianak bersama Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak menyasar pelajar untuk terampil membuat aneka ragam miniatur ikon Pontianak.
“Seiring perkembangan zaman semakin berkurang kesadaran generasi muda untuk menjadi bagian dari pelaku kriya terutama bermuatan lokal. Dengan hal itu perlunya pelatihan dan kali ini menyasar pelajar sehingga kecintaan akan kebudayaan dan produk lokal terus hadir,” ujar Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Kota Pontianak Giarti Pancaksani Suwarsaningsih di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan sebanyak 30 peserta mengikuti pelatihan pembuatan miniatur ikon Kota Pontianak di Gedung UMKM Center. Peserta kegiatan yang didominasi kalangan anak muda termasuk pelajar itu berlangsung 13 hingga 15 November 2024.
"Semoga peserta bisa menghasilkan produk yang berkualitas karena mendapat ilmu dari para ahli sebagai narasumber," jela dia.
Syamsi (67) menjadi salah satu pelatih atau narasumber dalam pelatihan keterampilan pembuatan miniatur ikon Kota Pontianak itu. Ia masih aktif menularkan keahliannya dalam membuat miniatur Tugu Khatulistiwa dari bahan akrilik. Ia mengajarkan para peserta yang terdiri atas siswa SMK dan anggota komunitas tentang cara merakit bahan-bahan yang sudah disiapkan menjadi miniatur Tugu Khatulistiwa.
Untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan dirakit, ia menggunakan teknologi laser untuk memotong bagian-bagian yang dirakit menjadi Tugu Khatulistiwa. Menurut dia, pengerjaan bahan-bahan tersebut sekarang jauh lebih mudah karena tidak lagi dikerjakan secara manual, tetapi menggunakan teknologi laser untuk memotong bagian-bagian yang dibentuk sesuai kebutuhan, baik itu tonggak tugu, huruf-huruf dan kelengkapan miniatur.
"Jadi mereka lebih mudah sekarang bekerja untuk merakitnya, tidak sulit lagi untuk membuat miniatur Tugu Khatulistiwa," jelas dia.
Para peserta begitu antusias mengikuti arahan yang disampaikan Syamsi dalam setiap tahapan pembuatan miniatur tugu. Materi pelatihan yang disampaikannya dengan mudah dipahami oleh peserta dan langsung dipraktikkan hingga menjadi sebuah miniatur Tugu Khatulistiwa.
"Tinggal nanti dimahirkan, baru mengenal karakter bahannya, sifat-sifat bahan yang boleh dan yang tidak, penggunaan lemnya apa aja yang tepat," ungkapnya.
Selama lebih kurang 40 tahun Syamsi menggeluti pembuatan miniatur Tugu Khatulistiwa. Produksi miniatur yang dibuatnya antara 50 sampai 100, sesuai jumlah orderan.
Menularkan keahliannya kepada peserta pelatihan yang terdiri dari siswa SMK ini bukan tanpa alasan. Syamsi ingin generasi muda memiliki keterampilan dalam menciptakan sebuah karya yang bisa memberikan nilai tambah bagi peserta pelatihan. Selain itu, juga untuk menanamkan rasa cinta terhadap Kota Pontianak dengan membuat souvenir berupa ikon kebanggaan kota ini.
"Kita ingin mengenalkan bahwa kerajinan itu tidak begitu sulit, mudah dengan perkembangan teknologi sekarang. Yang penting ada kemauan untuk mengerjakannya," sebutnya.
Satu di antara peserta pelatihan, Ibnu, siswa SMK Negeri 6 menyebut dirinya senang bisa mengikuti pelatihan ini karena ia ingin belajar membuat kerajinan tangan berupa miniatur Tugu Khatulistiwa. Baginya, membuat miniatur Tugu Khatulistiwa merupakan tantangan tersendiri, apalagi pelatihan ini baru pertama kalinya.
“Kesulitannya karena miniatur ini bentuknya kecil jadi lebih detail dan dibutuhkan ketelitian serta ketekunan,” imbuhnya.
Dengan pembekalan keterampilan yang diperolehnya bersama peserta lainnya, dia berharap selanjutnya akan mengasah keterampilan dalam membuat miniatur.
“Saya bersama teman-teman yang mengikuti pelatihan ini berencana akan memproduksi miniatur Tugu Khatulistiwa dan mudah-mudahan bisa dipasarkan,” kata Ibnu.
Pewarta : Dedi/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS