Hadiri Pelatihan Teknik Audit ISOP untuk Tim Kendali Internal (ICS), Ini pesan & Harapan Penjabat Bupati Sanggau. |
PONTIANAK - Penjabat Bupati Sanggau, Suherman, S.H., M.H., menghadiri pelatihan Teknik Audit ISOP untuk Tim Kendali Internal (ICS) yang berlangsung di Aula Hotel Orchardz Gajah Mada Pontianak. Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan pengelolaan dan sertifikasi kebun, terutama dalam konteks pengembangan sektor perkebunan di Kabupaten Sanggau. Kamis (3/10/2024).
Dalam sambutannya, Suherman mengungkapkan bahwa sektor perkebunan memiliki peran penting dalam perekonomian daerah. Berdasarkan data yang dilihat, Beliau mencatat sektor pertanian, khususnya perkebunan, menyumbang lebih dari 34% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sanggau.
“Kami berkomitmen untuk memberikan perhatian besar terhadap subsektor perkebunan, yang berperan krusial dalam meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat.” Pernyataan ini mencerminkan keseriusan pemerintah daerah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian.
Suherman juga membahas sejumlah isu strategis yang perlu diatasi, di antaranya pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Hingga semester II 2024, terdapat 1.285 jiwa yang tergolong miskin ekstrem di Kabupaten Sanggau. “Pengentasan kemiskinan adalah prioritas kami, terutama di daerah yang masih terbelakang secara ekonomi,” tegasnya.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sebanyak 10.372 orang menganggur di Sanggau, terdiri dari 5.519 pria dan 4.853 wanita. Dalam konteks ini, Suherman menegaskan, “Pembangunan subsektor perkebunan diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, karena sektor ini dikenal padat karya.” Dengan menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja, Ia menyoroti peran strategis perkebunan dalam memerangi pengangguran.
Suherman kemudian memaparkan strategi pembangunan perkebunan ke depan, yang bertujuan untuk menjawab tantangan yang dihadapi. Salah satu fokus utama adalah optimalisasi pemanfaatan lahan. “Kami akan mendorong penerapan praktik pertanian yang baik (Good Agricultural Practices/GAP) untuk meningkatkan produktivitas sektor perkebunan,” katanya. Saat ini, produktivitas sektor perkebunan di Kabupaten Sanggau masih di bawah rata-rata nasional.
Pelatihan yang diadakan ini, lanjut Suherman, merupakan langkah awal untuk mempersiapkan para pekebun dalam menghadapi sertifikasi, termasuk sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). “Kami ingin memastikan bahwa produk perkebunan dari Sanggau dapat diterima di pasar global, dan ini membutuhkan pemenuhan standar yang ketat,” tambahnya.
Lebih jauh, Suherman menekankan pentingnya data yang akurat dan pemahaman yang mendalam tentang sektor perkebunan. “Belum tersedianya data yang akurat tentang perkebunan menjadi kendala utama. Oleh karena itu, kami akan melakukan pendataan secara masif untuk membangun database perkebunan Sanggau, baik secara manual maupun digital,” jelasnya. Ini diharapkan dapat memperkuat perencanaan dan penetapan kebijakan yang lebih efektif di sektor perkebunan.
Beliau juga menggarisbawahi perlunya peremajaan tanaman kelapa sawit yang sudah tidak produktif. “Sampai saat ini, terdapat 37.365 Ha tanaman kelapa sawit tua yang perlu diperbaharui. Kami telah mengalokasikan 3.000 hektar untuk program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat (PSR) pada tahun 2024,” ujarnya.
Dengan berbagai langkah strategis yang diambil, Suherman optimis bahwa sektor perkebunan di Kabupaten Sanggau dapat berkembang secara berkelanjutan. “Kami percaya bahwa melalui pelatihan ini dan dengan dukungan semua pihak, sektor perkebunan akan semakin berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah,” tutupnya.
Diharapkan, dengan penerapan strategi yang tepat dan pengelolaan yang baik, sektor perkebunan di Sanggau dapat tumbuh dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat, serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi daerah secara keseluruhan.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS