Jakarta - Guru Besar Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar Prof. dr. Agussalim Bukhari M.Clin.Med Ph.D Sp.GK Subs.KM mengatakan tambahan zat seperti pemanis maltodekstrin pada produk susu ekstrak ikan diperbolehkan asal dalam jumlah yang tidak berlebihan.
“Supaya ada rasa manis, dalam jumlah nggak berlebihan nggak ada masalah,” kata Agus dalam diskusi daring yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Maltodekstrin kata Agus merupakan zat tambahan yang biasa ada pada produk susu untuk menambah rasa manis, dan mengurangi rasa amis yang mungkin ada pada olahan susu ikan. Maltodekstrin juga berperan sebagai sumber karbohidrat dari produk olahan seperti susu.
Ia mengatakan, protein dalam produk susu dari ekstrak ikan lebih tinggi dari susu sapi, namun tidak bisa hanya diminum dari satu sumber tanpa tambahan zat gizi lainnya. Diperlukan sumber gizi lainnya untuk memenuhi kebutuhan kalori anak dengan jumlah yang telah disesuaikan dan terdaftar izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Produk ini kan harus ada izin edar dari BPOM, itu akan dilihat dari hal tersebut, masukan dari ahli gizi juga ada misal proporsi gula 5 persen dari total kalori yang boleh ada dalam produk,” kata Agus.
Ia mengatakan susu biasa digunakan untuk menambah pemenuhan kalori harian anak. Pada susu sapi biasanya terkandung 150 kalori dalam satu gelas saji. Sementara kebutuhan kalori harian anak usia tiga hingga empat tahun sekitar 1.500 dan 2.000 kilo kalori untuk usia sampai tujuh tahun.
Untuk itu susu ikan harus mengandung konsentrat yang baik untuk menghasilkan protein, kalori dan lemak yang ditambahkan agar bisa mencukupi kebutuhan kalori harian anak.
Agus mengatakan susu merupakan nutrisi tambahan yang bisa memenuhi gizi anak mulai dari masa kandungan hingga usia dua tahun atau 1000 hari pertama. Asupan gizi harus terpenuhi untuk menunjang kesehatan fisik dan intelegensia agar menjadi anak berprestasi.
“Nggak bisa dari tampak segi fisik saja, dan juga mental atau intelegensi kuat, fisik bagus, bisa berolahraga berprestasi dalam intelegensi, supaya kita bisa jadi negara yang maju dalam jangka waktu yang secepat-cepatnya,” kata Agus.
Pewarta : Fitra Ashari/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS