Trump dan Elon Musk Bahas Imigrasi hingga Perang Nuklir | Borneotribun.com

Rabu, 14 Agustus 2024

Trump dan Elon Musk Bahas Imigrasi hingga Perang Nuklir

Trump dan Elon Musk Bahas Imigrasi hingga Perang Nuklir
Trump dan Elon Musk Bahas Imigrasi hingga Perang Nuklir.
JAKARTA - Pada Senin lalu, mantan Presiden Donald Trump dan CEO Tesla sekaligus pemilik X, Elon Musk, mengadakan percakapan ramah di platform X setelah wawancara mereka sempat tertunda lebih dari 40 menit karena kendala teknis. 

Wawancara ini menjadi sorotan, karena menandai kembalinya Trump ke X setelah hampir setahun tidak aktif.

Penundaan ini menjadi salah satu rintangan terbaru dalam kampanye Trump yang sedang berusaha mendapatkan kembali momentum, terutama setelah Partai Demokrat bersatu di belakang Wakil Presiden Kamala Harris. 

Trump dan Elon Musk Bahas Imigrasi hingga Perang Nuklir
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Ini juga menjadi kali kedua Musk mengalami kesulitan teknis saat mencoba meluncurkan X Space dengan seorang kandidat presiden.

Percakapan ini dipenuhi dengan pujian dari kedua belah pihak. Trump berterima kasih kepada Musk atas dukungannya, sementara Musk mengungkapkan pandangannya bahwa dunia sedang berada di persimpangan jalan, dan Trump adalah "jalan yang benar" untuk diambil. 

Tak ketinggalan, Trump juga sempat membahas berbagai topik mulai dari kebijakan energi, perubahan iklim, hingga ancaman perang nuklir.

Trump dan Musk juga membicarakan isu imigrasi, di mana Trump kembali menekankan rencananya untuk melakukan deportasi besar-besaran jika terpilih kembali. 

Musk, di sisi lain, mengusulkan pembentukan komisi presiden baru yang fokus pada "efisiensi pemerintahan" dan bahkan menawarkan dirinya untuk memimpin komisi tersebut, yang disambut hangat oleh Trump.

Selama wawancara, Trump juga mengulang berbagai klaim yang sering ia sampaikan, termasuk tuduhan tanpa bukti bahwa Demokrat berencana untuk menggulingkan Presiden Joe Biden dari pemilihan. 

Selain itu, ia mengkritik kondisi mental Biden dan mengomentari sampul majalah Time yang menampilkan Harris.

Percakapan ini menarik perhatian, terutama ketika Trump terdengar seperti mengalami kesulitan berbicara pada beberapa kesempatan. 

Trump dan Elon Musk Bahas Imigrasi hingga Perang Nuklir
Elon Musk.
Meskipun begitu, juru bicara kampanye Trump, Steven Cheung, menepis kekhawatiran tersebut dengan menyatakan bahwa hal itu mungkin disebabkan oleh masalah pendengaran dari pihak penonton.

Kampanye Harris tak ketinggalan memberikan respons, menyebut Trump dan Musk sebagai "orang kaya yang egois" yang hanya peduli pada kepentingan mereka sendiri.

Wawancara ini mungkin menandai awal dari lebih banyak kolaborasi antara Trump dan Musk di masa depan. 

Dengan berbagai topik menarik yang dibahas, dari energi hingga AI, "Trump Musk interview" ini memberikan gambaran tentang bagaimana keduanya mungkin bekerja sama jika Trump kembali ke Gedung Putih.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar