MUARA TEWEH - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-79 di Muara Teweh, Barito Utara, berlangsung meriah dengan rangkaian acara yang istimewa.
Setelah upacara bendera di Arena Terbuka Tiara Batara, para pejabat teras Barito Utara melanjutkan kegiatan dengan menonton siaran langsung upacara kemerdekaan yang diselenggarakan di Ibu Kota Negara (IKN) melalui layar vidiotron yang dipasang di Gedung Balai Antang, Sabtu, 17 Agustus 2024.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pejabat penting yang dengan seksama menyaksikan setiap rangkaian upacara di IKN yang ditayangkan secara langsung.
Suasana di dalam gedung tersebut terasa khidmat namun santai, dengan meja-meja tamu yang dipenuhi aneka hidangan untuk dinikmati selama acara berlangsung.
Di deretan kursi paling belakang, tampak Pasukan Paskibraka yang telah bertugas menaikkan bendera sebelumnya, turut hadir menyaksikan acara ini.
Tidak hanya menarik perhatian di dalam negeri, upacara di IKN juga mendapat sorotan dari berbagai media internasional.
Salah satu yang memberikan perhatian khusus adalah Reuters, sebuah media terkemuka asal Inggris. Dalam laporannya, Reuters menyoroti upacara di IKN dengan tajuk yang cukup menggugah, "Indonesia Holds Curtailed Independence Day Event in Troubled New Capital".
Judul ini menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh IKN, termasuk masalah penundaan pembangunan dan kekurangan pendanaan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Mengutip dari CNBC Indonesia, disebutkan bahwa upacara di IKN dilakukan dalam skala kecil karena kota baru tersebut masih dalam tahap pembangunan.
Laporan tersebut juga menyinggung tentang pengunduran diri Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN, yang menambah beban tantangan bagi proyek ambisius ini.
Selain itu, pandangan kritis juga datang dari pakar politik dan keamanan internasional Universitas Murdoch Australia, Ian Wilson.
Dalam komentarnya yang dimuat oleh Al Jazeera dan dikutip oleh CNN Indonesia, Wilson mengkritisi ketergantungan proyek IKN pada investasi asing.
Menurutnya, ketergantungan ini bertentangan dengan retorika nasionalis yang diusung oleh proyek tersebut.
"Ketergantungan besar pada investasi asing untuk membangun IKN, yang dijual dengan syarat-syarat dan pengecualian dengan janji manis, tidak hanya gagal, tetapi juga sangat bertentangan dengan retorika nasionalis yang mendasari proyek ini: ibu kota negara yang dibangun dengan uang asing," ungkap Wilson.
Acara di Muara Teweh yang memadukan peringatan hari kemerdekaan dengan tayangan langsung dari IKN ini menandai bagaimana dinamika pembangunan ibu kota baru masih terus menjadi topik hangat, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
(M. Gazali Noor)
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS