Enam pemain yang bisa jadi kunci laga final sepak bola Olimpiade | Borneotribun.com

Jumat, 09 Agustus 2024

Enam pemain yang bisa jadi kunci laga final sepak bola Olimpiade

Enam pemain yang bisa jadi kunci laga final sepak bola Olimpiade
Enam pemain yang bisa jadi kunci laga final sepak bola Olimpiade. (ANTARA)
Jakarta - Bintang-bintang besar absen dari turnamen sepak bola putra Olimpiade Paris 2024, tetapi pemain-pemain lain telah mengambil peran untuk memberikan pengaruh besar selama dua minggu terakhir yang puncaknya akan dimainkan pada malam pukul 23.00 WIB nanti antara Prancis melawan Spanyol di Parc des Princes, Paris.

Prancis sebagai tuan rumah mengincar kemenangan sepak bola Olimpiade kedua setelah edisi 1984 di Los Angeles saat mengalahkan Brasil dengan skor 2-0.

Spanyol juga memiliki tekad sama untuk meraih emas kedua sepak bola di Olimpiade untuk mengulangi edisi 1992 di Barcelona yang saat itu mereka menang 3-2 atas Polandia.

Spanyol asuhan Santi Denia juga ingin membalaskan kekalahan di final dari Brasil pada edisi 2020 di Tokyo demi satu gelar tambahan yang melengkapi lemarin trofi La Furia Roja dalam beberapa minggu terakhir setelah tim senior mereka memenangi Euro 2024.

Berikut enam pemain yang bisa jadi kunci final sepak bola Olimpiade:

Jean-Philippe Mateta

Striker milik Crystal Palace berusia 27 tahun itu dapat menjadi penentu laga final nanti malam, mengingat ia sangat subur pada musim lalu dengan catatan 16 gol di Liga Inggris, termasuk 14 gol dalam 16 penampilan terakhirnya.

Namun, sayangnya catatan apiknya itu masih tak dapat meyakinkan pelatih Prancis Didier Deschamps untuk membawanya ke pentas Euro 2024.

Pelatih Prancis di Olimpiade, Thierry Henry melihat potensi Mateta dan ia tak ragu memilihnya untuk memimpin lini depan Les Bleus di Olimpiade yang terbukti dengan torehan empat golnya dari lima laga.

Seluruh gol Mateta tercipta dalam tiga pertandingan terakhir, salah duanya terjadi dua gol di semifinal melawan Mesir saat Prancis bangkit dari ketertinggalan untuk menang 3-1 pada perpanjangan waktu.

Michael Olise

Kepindahannya ke Bayern Muenchen dengan biaya 60 juta Euro atau sekitar Rp1 triliun dari Crystal Palace membuat Michael Olise tampaknya tak butuh waktu lama lagi akan dipanggil Didier Deschamps ke skuad utama Timnas Prancis.

Dia selalu menjadi ancaman bagi lawan-lawannya di sayap kanan Prancis di lima laga Olimpiade, di mana dia telah mencetak dua gol termasuk gol ketiga yang mematikan di semifinal melawan Mesir dalam kemenangan 3-1.

Selain dua gol, sayap 22 tahun itu juga menjadi pelayan bagi striker-striker Prancis empat asisnya sejauh ini.

Pada musim lalu, pemain yang dibesarkan di London dari seorang ayah Nigeria dan ibu Prancis-Aljazair ini tampil 19 kali dan menyumbangkan 10 gol dan enam asis saat mengantar Crystal Palace finis 10 besar di Liga Inggris.

Alexandre Lacazette

Berbicara soal Prancis tentu tak boleh menyampingkan perang sang kapten Alexandre Lacazette yang pada Olimpiade Paris 2024 ini dipanggil sang pelatih Thierry Henry untuk memimpin skuadnya untuk meraih emas sepak bola Olimpiade kedua setelah edisi 1984 di Los Angeles.

Lacazette dipanggil Henry setelah ia mencetak 22 gol dan lima asis dari 35 laga bersama Olympique Lyon pada musim lalu.

Empat laga sudah ia mainkan di Olimpiade dan torehan satu gol dan satu asisnya sejauh ini dimana ia hampir selalu tampil penuh di usianya yang sudah menginjak 33 tahun menjadi bukti bahwa Henry tak salah memilihnya memimpin anak-anak muda Prancis di ajang empat tahunan ini.

Fermin Lopez

Beralih ke Spanyol, La Furia Roja bertumpu pada pemain muda Barcelona Fermin Lopez. Fermin pada tahun lalu menikmati peningkatan popularitas yang luar biasa bersama Blaugrana.

Di usianya yang kini menginjak 21 tahun, pada musim lalu ia membuktikan dirinya sebagai pemain reguler klubnya saat dirinya mencetak 11 gol dan satu asis dalam 42 penampilan, termasuk tiga penampilan dan satu golnya di El Clasico melawan Real Madrid.

Fermin kemudian masuk skuad Spanyol untuk Euro 2024 dan tampil satu kali dalam perjalanan mereka menjadi juara di Jerman.

Dia datang langsung dari sana ke Olimpiade di mana dia menjadi starter di semua pertandingan Spanyol kecuali kekalahan dari Mesir di pertandingan grup terakhir saat satu tiket ke babak sistem gugur telah diamankan.

Fermin, yang berasal dari Andalusia, telah mencetak empat gol dalam perjalanan Spanyol ke final, termasuk dua gol brilian di perempat final melawan Jepang dan gol penyeimbang di semifinal melawan Maroko.

Sergio Gomez

Sergio Gomez memang hanya tampil 15 kali dengan satu asis bersama Manchester City musim lalu. Namun, pengalamannya di tim nasional kelompok umur Spanyol membuatnya mendapatkan panggilan dari pelatih Santi Denia untuk Olimpiade Paris 2024.

Karier Gomez di timnas diawali di U-17 dan di sana ia mengantarkan negaranya ke final Piala Eropa U-17 dan Piala Dunia U-17 pada tahun 2017.

Di Piala Eropa U-17, tiga golnya membawa Spanyol menjadi juara. Torehan golnya lebih banyak di Piala Dunia U-17 dimana ia mencetak empat gol dan dua asis. Namun, sayangnya di final ia dan kawan-kawannya digagalkan Inggris yang keluar sebagai juara.

Dua tahun berikutnya, ia menjadi bagian Spanyol U-19. Di sana, ia tanpa gol dan asis, namun ia berhasil mengantarkan negaranya menjadi juara Piala Eropa U-19 2019.

Timnas kelompok umurnya terakhir adalah Spanyol U-21. Ia kembali mengantarkan negaranya ke final Euro U-21 2023, namun tiga gol dan dua asisnya masih tak sanggup membawa negaranya juara karena kembali kalah dari Inggris.

Kini, satu gol dan satu asis sebagai sayap kiri telah ia persembahkan saat Spanyol melangkah ke final untuk menghadapi Prancis.

Pau Cubarsi

Rekan setim Pau Cubarsi di Barcelona, ​​​​Lamine Yamal, menjadi sensasi Euro 2024 meski baru berusia 17 tahun saat Spanyol meraih kemenangan melawan Inggris di final.

Cubarsi yang berposisi sebagai bek tengah, berusia beberapa bulan lebih tua dari Yamal, setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-17 pada bulan Januari yang membuatnya menjadi pemain termuda dalam skuad Olimpiade Spanyol.

Sebuah kejutan bagi Barcelona musim lalu dimana Cubarsi tak dipanggil Luis de la Fuente di skuad Spanyol yang menjuarai Euro 2024.

Namun, tampaknya kekecewaan itu kini perlahan pudar setelah Cubarsi menjadi pemain reguler Spanyol di Olimpiade sebagai bek tengah.

Ia diprediksi akan menjadi kunci untuk melawan serangan Prancis dari Mateta, Olise dan pemain veteran Alexandre Lacazette dalam misi meraih medali emas dan mengawinkannnya dengan Euro 2024 yang diraih tim seniornya.

Oleh Zaro Ezza Syachniar/ANTARA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar