Pesan Kolaboratif Melalui Sigap di Desa Sungai Bakau Kecil: Perubahan Tidak Bisa Sendirian | Borneotribun.com

Selasa, 16 Juli 2024

Pesan Kolaboratif Melalui Sigap di Desa Sungai Bakau Kecil: Perubahan Tidak Bisa Sendirian

Foto: Aksi Jaga Pesisir (Sigap) Penanaman Mangrove di Desa Sungai Bakau Kecil, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

MEMPAWAH - Aksi Jaga Pesisir (Sigap) Penanaman Mangrove di Desa Sungai Bakau Kecil, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat dengan metode selongsong bambu yang diinisiasi Gemawan bersama masyarakat secara periodik menjadi rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Sylva Indonesia 2024.

Penanaman Mangrove bertajuk "Peran Sylva Indonesia Dalam Aksi Mitigasi Perubahan Iklim Melalui Kolaborasi Multi-Stakeholder" pada Sabtu (13/07/2024) ini, diikuti lebih kurang 300 peserta Rakernas Sylva Indonesia 2024, dan dihadiri Sekretaris Jenderal Sylva Indonesia; Wahyu Agung, Direktur Gemawan; Laili Khairnur, Tenaga Sub Professional BRGM RI; Hermawansyah, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia; Raja Fajar Azansyah mewakili Pj Bupati Mempawah, Kepala UPT KPH Wilayah Mempawah; Usuluddin, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura; Sofwan Anwari mewakili Dekanat Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pj Kades Sungai Bakau Kecil; Saniman, serta tamu undangan lainnya.

Sekretaris Jenderal Sylva Indonesia, Wahyu Agung menyampaikan “kegiatan yang diikuti 23 perguruan tinggi seluruh Indonesia dengan total anggota saat ini berjumlah 52 perguruan tinggi, selama perjalanan sylva Indonesia dengan usia 65 tahun sudah melahirkan kader rimbawan bisa melakukan dan terlibat langsung dalam pengelolaan hutan di Indonesia, tentunya saat ini yang kami lakukan adalah salah satu aksi nyata mitigasi perubahan iklim, yang kemarin menjadi tema besar yang diangkat oleh pengurus Sylva Indonesia,” ucap Wahyu.

“Aksi ini merupakan bagian dari Rakernas kemarin yang kurang lebih memakan waktu selama 6 (enam) hari di kota Pontianak, field trip ini dilakukan di desa Sungai bakau kecil. Jumlah mangrove yang ditanam sekitar 1000 buah dengan jumlah 600 selongsong bambu,” sambungnya.

“Harapan dari kegiatan penanaman mangrove ini, kata Wahyu, tentu kita ingin menunjukkan dan memberikan contoh ke kawan-kawan pegiat alam, aktivis lingkungan, dan lainnya bahwa langkah kecil yang kita lakukan hari ini Sylva Indonesia berkolaborasi dengan beberapa Lembaga melakukan penanaman mangrove itu selain meninggalkan legacy, ini juga merupakan bentuk nyata implementasi yang dilakukan kawan-kawan Sylva Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim,” pungkas Sekretaris Jenderal Sylva Indonesia.

Tenaga Sub Professional BRGM RI, Hermawansyah menyampaikan dalam sambutannya bahwa, terus terang saya merasa bangga dan terpacu begitu berkumpul dengan anak muda ini terasa ada asupan energi baru.

“Menurut saya, kata Wawan sapaannya, pembelajaran di Desa Sungai Bakau Kecil ini terus di ulang-ulang setidaknya juga memberikan semangat kepada Pemerintah, karena Pemerintah juga memiliki keterbatasan, dengan katakanlah keterbatasan para pihak kita saling menguatkan dan melengkapi,” ujar dia.

Sementara itu, Direktur Gemawan, Laili Khairnur menyampaikan pesan kolaborasi dalam sambutannya, “kawan-kawan jika tidak asing mendengar kata everyone is changemaker bahwa setiap orang adalah perubah, kolaborasi itu merupakan suatu keharusan terutama masalah di dunia ini sudah sangat besar jadi tidak ada orang yang akan bisa menyelesaikan sendiri,” ucap Kak Lely sapaan akrab Laili Khairnur.

“Maka setiap orang adalah perubah dan saya meyakini disini ada ratusan orang maka setiap individu tersebut adalah merupakan aktor perubah,” sambungnya.

Laili menambahkan, bahwa apapun kontribusi itu bila dilakukan secara kolaborasi, “sehingga apapun itu bisa berkontribusi untuk perubahan untuk Indonesia yang lebih baik,” tutupnya. (Izr)


*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar