Tarif Baru AS untuk Kendaraan Listrik dari China Mulai Berlaku Agustus | Borneotribun.com

Selasa, 28 Mei 2024

Tarif Baru AS untuk Kendaraan Listrik dari China Mulai Berlaku Agustus

Tarif Baru AS untuk Kendaraan Listrik dari China Mulai Berlaku Agustus
Foto yang diabadikan pada 9 Mei 2024 ini menunjukkan kendaraan ke-500.000 NIO di Basis Manufaktur Canggih Kedua NIO di Hefei, Provinsi Anhui, China timur.
JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan penetapan tarif baru yang tinggi untuk impor barang dari China, termasuk kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV), yang akan mulai berlaku pada tanggal 1 Agustus. 

Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk melindungi lapangan kerja lokal, menurut pernyataan pemerintahan Presiden Joe Biden.

Menurut laporan dari Carscoops pada Kamis (23/5), Presiden Biden memilih untuk mempertahankan sejumlah besar tarif yang diberlakukan oleh pendahulunya, Donald Trump, serta meningkatkan tarif untuk beberapa barang lainnya. 

Sebagai contoh, tarif impor kendaraan dari China akan mengalami peningkatan drastis dari 25 persen menjadi 100 persen. 

Ini termasuk kendaraan listrik murni (BEV) dari segala ukuran, serta hibrida plug-in (PHEV).

Selain itu, baterai yang diimpor dari China juga akan dikenakan tarif yang signifikan lebih tinggi. 

Misalnya, bea masuk untuk baterai akan naik dari 7,5 persen menjadi 25 persen, dan kebijakan ini akan diberlakukan mulai tanggal 1 Januari 2026.

Tidak hanya itu, tarif sebesar 50 persen juga akan diberlakukan untuk semikonduktor pada tanggal 1 Januari 2025, sementara tarif baru telah dikenakan pada berbagai mineral penting yang digunakan dalam produksi baterai, yang akan meningkat menjadi 25 persen mulai 1 Agustus 2024.

Perwakilan Dagang AS telah mengumumkan bahwa periode komentar publik akan dibuka selama 30 hari, dimulai pada 28 Juni.

Katherine Tai, Perwakilan Dagang AS, membenarkan keputusan tersebut dengan alasan bahwa China telah melakukan pencurian kekayaan intelektual AS. 

Namun, respons dari China terhadap peningkatan tarif tersebut tidaklah positif.

Kedutaan Besar China di Washington menyatakan bahwa peningkatan tarif tersebut "tidak hanya akan mengganggu kerja sama ekonomi dan perdagangan normal antara China dan AS, tetapi juga secara signifikan meningkatkan biaya barang impor, menimbulkan lebih banyak kerugian bagi perusahaan dan konsumen Amerika, dan membuat konsumen AS membayar lebih banyak lagi."

Pada tahun 2023, AS mengimpor barang senilai 427 miliar USD dari China, sementara China hanya mengimpor barang senilai 148 miliar USD dari AS.

Sebagai tanggapan terhadap kebijakan AS, pemerintah China telah mengisyaratkan akan mengenakan tarif hingga 25 persen untuk mobil impor bermesin besar. 

Kebijakan tarif baru yang diperkenalkan oleh pemerintahan Biden diperkirakan akan membuat produsen mobil listrik China kesulitan untuk menjual kendaraan mereka secara langsung di AS. 

Namun, hal ini tidak menghentikan kemungkinan perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendirikan pabrik lokal di Meksiko dan mengekspor kendaraan dari sana.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar