Kehilangan Orang Tercinta: Psikolog Jelaskan Tahapan dan Cara Mengatasinya | Borneotribun.com

Sabtu, 18 Mei 2024

Kehilangan Orang Tercinta: Psikolog Jelaskan Tahapan dan Cara Mengatasinya

Kehilangan Orang Tercinta: Psikolog Jelaskan Tahapan dan Cara Mengatasinya. (Gambar ilustrasi)
Kehilangan Orang Tercinta: Psikolog Jelaskan Tahapan dan Cara Mengatasinya. (Gambar ilustrasi)
JAKARTA - Psikolog anak dan keluarga, Sani B. Hermawan, menjelaskan bahwa kehilangan orang yang dicintai biasanya disertai dengan beragam emosi dan upaya untuk mengatasinya melibatkan tahapan yang kompleks.

"Mengatasi rasa kehilangan orang yang dicintai tidak mudah. Tentunya ada griefing process, ada pasca-kehilangan. Biasanya kehilangan itu disertai dengan rasa penyesalan, rasa bersalah, rasa tidak percaya, dan itu prosesnya maju mundur sampai ke tahap penerimaan," kata Sani pada Selasa.

Ia menyampaikan bahwa proses berduka setelah kehilangan orang yang dicintai mencakup beberapa tahapan, yang dimulai dari tahap tidak percaya, ketika seseorang mungkin bertanya-tanya, "Apakah benar ini terjadi?"

Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani itu menambahkan bahwa tahapan tersebut dapat berlanjut ke tahap rasionalisasi. Pada tahapan ini, orang berusaha mencari alasan atau memutarbalikkan kejadian.

"Tahap selanjutnya adalah kemarahan dan kesedihan, di mana perasaan marah dan sedih bercampur aduk," lanjut Sani. 

Menurutnya, tahapan-tahapan tersebut pada akhirnya akan menuju pada penerimaan, masa ketika orang mulai menerima kenyataan dan berdamai dengan keadaan.

Sani juga mengemukakan bahwa setiap individu dapat melalui proses berduka akibat kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang berbeda.

"Faktor-faktor seperti spiritualitas, kekuatan internal, dukungan dari keluarga dan orang terdekat, serta bantuan dari profesional dapat memengaruhi bagaimana seseorang mengatasi rasa kehilangan," jelasnya.

"Yang utama di sini adalah mendekatkan diri pada Tuhan, memiliki pendampingan dari keluarga terdekat, dan berkonsultasi ke ahlinya, misal psikolog. Bahkan jika dibutuhkan, minum obat juga dari psikiater," pungkas Sani.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar