Ridwan Nugraha Ungkap Kesulitan Analisis Gempa di Kapuas Hulu. (Gambar ilustrasi) |
KAPUAS HULU - Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pangsuma, Kabupaten Kapuas Hulu, Ridwan Nugraha, mengungkapkan kesulitan dalam menganalisis gempa yang terjadi di Desa Jelemuk dan Nanga Manday di Kecamatan Bika, Kapuas Hulu, pada Selasa (19/3). Ridwan menyatakan bahwa keterbatasan titik sensor menjadi kendala utama dalam proses analisis gempa tersebut.
"Yang jelas guncangan di Jelemuk dan Nanga Manday dikarenakan adanya pergerakan atau patahan pada lempeng bumi," ujar Ridwan kepada ANTARA di Putussibau, Kapuas Hulu, Kamis.
Ridwan mengaku bahwa posisi titik sensor yang terlalu jauh menjadi faktor utama yang menghambat analisis lebih lanjut. Di Kapuas Hulu sendiri, belum tersedia titik sensor yang memadai untuk mengukur guncangan gempa tersebut.
"Kami belum bisa menganalisis karena posisi titik sensor yang terlalu jauh, sementara Kapuas Hulu sendiri belum memiliki titik sensor tersebut," jelas Ridwan.
Menurut Ridwan, meskipun pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Stageof Balikpapan, Katingan, Kalimantan Tengah yang merupakan titik sensor terdekat, namun kejadian tersebut tidak terdeteksi dengan jelas.
"Guncangan gempa di Desa Jelemuk dan Desa Nanga Manday terjadi tiga kali pada Selasa (19/3). Pertama sekitar pukul 02.00 WIB, kedua pukul 20.00 WIB dan guncangan ketiga sekitar pukul 21.00 WIB," tambahnya.
Ridwan menegaskan bahwa untuk melakukan analisis yang akurat, diperlukan titik-titik sensor yang berdekatan. Namun, hal ini masih menjadi tantangan di Kapuas Hulu.
"Untuk guncangan yang terjadi itu merupakan gempa yang bersifat lokal dan belum bisa dianalisis karena kurangnya titik-titik sensor gempa. Untuk menganalisanya dibutuhkan titik-titik sensor yang berdekatan," jelas Ridwan.
Ia berharap agar di masa depan, Kabupaten Kapuas Hulu dapat memasang lebih banyak titik sensor gempa sebagai bagian dari infrastruktur yang diperlukan, terutama setelah terjadinya gempa di Jelemuk dan Nanga Manday.
Dengan demikian, peringatan dini dan analisis lebih lanjut terhadap gempa-gempa di daerah tersebut dapat dilakukan dengan lebih efektif dan akurat.
Oleh: Antara/Teofilusianto Timotius
Editor: Yakop
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS