Beberapa orang dewasa dan anak-anak Palestina sedang berjalan mencari perlindungan (ANTARA/Anadolu) |
JAKARTA - Mesir mengeluarkan seruan untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza pada Minggu (4/2), sambil menegaskan kembali penolakan terhadap pemindahan paksa warga Palestina dari wilayah tersebut.
Seruan ini muncul setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, dan Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne, di Kairo.
"Mesir menegaskan kembali penolakan terhadap pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza," kata Shoukry dalam konferensi pers setelah pertemuan.
Dia juga menekankan bahwa "Masalah Palestina harus ditangani melalui kerangka politik yang komprehensif," sambil memanggil untuk penetapan kerangka waktu untuk pembentukan negara Palestina.
Sejourne dari Prancis juga menyerukan gencatan senjata di wilayah Palestina, menyatakan kekhawatirannya atas meningkatnya ketegangan di kawasan Laut Merah.
Presiden Mesir, Abdel-Fattah al-Sisi, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis tersebut untuk membahas hubungan bilateral dan situasi di Jalur Gaza.
Keduanya menegaskan penolakan mereka terhadap tindakan apapun yang bertujuan mengusir warga Palestina dari wilayah mereka.
Dalam sebuah pernyataan, kepresidenan menyatakan bahwa diskusi tersebut juga membahas upaya Mesir untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk mengakhiri krisis di sana.
Pembicaraan tersebut juga mencakup perkembangan di Sudan, Libya, dan Laut Merah, termasuk ketegangan yang meningkat di Laut Merah akibat serangan terhadap kapal komersial yang diduga terkait dengan Israel oleh kelompok Houthi Yaman dan serangan udara balasan AS.
Israel telah melancarkan serangan besar-besaran di Gaza sebagai respons terhadap serangan yang dilancarkan oleh Hamas pada 7 Oktober.
Serangan tersebut telah menewaskan ribuan warga Palestina dan melukai puluhan ribu lainnya.
Di sisi lain, hampir 1.200 warga Israel juga dilaporkan tewas dalam serangan-serangan Hamas.
Dampak serangan Israel ini sangat merusak, menyebabkan sebagian besar penduduk Gaza menjadi pengungsi dan infrastruktur di wilayah tersebut hancur parah.
Situasi ini juga telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan di Gaza.
Sumber: Antara/Anadolu/Cindy Frishanti
Editor: Yakop
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS