Kegiatan lokakarya program hibah USAID Ber-IKAN di Pontianak, Kamis (25/1/2024) (ANTARA/Rendra Oxtora) |
PONTIANAK - Ketua Pokja Dirjen Pengelolaan Sumber Daya Ikan (PSDI) di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Fery Sutyawan, mengumumkan bahwa KKP dan USAID Bersama Kelola Perikanan (USAID Ber-IKAN) telah mengadakan lokakarya untuk program hibah USAID Ber-IKAN.
"Program hibah USAID Ber-IKAN ini ditujukan untuk seluruh Organisasi Non-Pemerintah (LSM), Organisasi Berbasis Masyarakat (CBO), Institusi Penelitian/Universitas, Asosiasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), koperasi perikanan (KUB), perusahaan sektor swasta, dan entitas lain yang memenuhi syarat dengan total dana hibah USD2,3 juta USD untuk pengembangan kapasitas dan keberlanjutan perikanan, yang terfokus pada pemberdayaan perempuan, organisasi lokal, komunitas perikanan skala kecil, masyarakat adat serta kelompok minoritas lainnya," ujar Fery saat membuka lokakarya program hibah USAID Ber-IKAN di Pontianak, Kamis.
Menurutnya, USAID Ber-IKAN terus berkomitmen untuk melindungi keanekaragaman hayati laut Indonesia melalui pengelolaan perikanan yang berkelanjutan.
Program tersebut merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau USAID Indonesia.
"Program Hibah USAID Ber-IKAN mengalokasikan pendanaan untuk memajukan pengelolaan perikanan berkelanjutan sesuai dengan tujuan utama program. Peluang pendanaan ini bertujuan untuk mendorong upaya kolaboratif di tingkat provinsi dan memberikan solusi yang efektif dalam menjawab tantangan di tingkat masyarakat pesisir, dan secara langsung berkontribusi pada upaya Indonesia dalam mengelola perikanannya secara berkelanjutan dalam memitigasi dampak dari perubahan iklim," ungkapnya.
Hibah tersebut akan mendukung empat tujuan utama, yaitu memperkuat Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) untuk mendukung pengawasan perikanan, memfasilitasi registrasi kapal dan implementasi logbook untuk perikanan skala kecil, memberdayakan komunitas nelayan skala kecil dalam usaha perikanan berkelanjutan, dan meningkatkan kesadaran terhadap perlindungan tangkapan sampingan dan pelaporan spesies laut yang langka, terancam punah, dan dilindungi.
"Penerima hibah yang berhasil akan mendapatkan dukungan keuangan untuk implementasi proyek, bantuan teknis dan pendampingan, akses ke jaringan ahli dan mitra, serta peluang untuk mempromosikan hasil dan dampak proyek kepada khalayak yang lebih luas," tambahnya.
Frans Zeno, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, berharap semua pihak yang hadir pada lokakarya tersebut bisa berkolaborasi dalam menjalankan program tersebut agar semua program yang dibuat bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Frans Zeno menekankan bahwa kolaborasi yang solid antara berbagai pemangku kepentingan merupakan kunci utama keberhasilan pelaksanaan program.
Program hibah USAID Ber-Ikan sendiri dirancang untuk meningkatkan sektor kelautan dan perikanan, dengan fokus pada pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
"Melalui dukungan finansial dan teknis dari USAID, program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir," katanya.
Frans Zeno juga menekankan bahwa partisipasi aktif dari seluruh pihak, termasuk instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama.
"Kami percaya bahwa dengan sinergi antara pemerintah, LSM, dan sektor swasta, kita dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan," tambahnya.
Seiring dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan sektor kelautan dan perikanan, kehadiran program hibah USAID Ber-Ikan diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Sumber: Antara/Rendra Oxtora
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS