PONTIANAK - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang ke-67 dan memperingati Hari Gizi Nasional yang ke-64, Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalbar, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP., M.Si., bersama stafnya melaksanakan serangkaian aksi sosial.
Mereka berkunjung ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Saigon, yang terletak di Jalan Tanjung Raya II Pontianak, pada Jumat (26/1/2024).
Dalam kunjungan tersebut, Windy dan timnya menyambangi anak-anak yang menderita gizi buruk atau pasca gizi buruk, serta memberikan bantuan berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan susu khusus untuk anak-anak yang mengalami masalah gizi.
Windy mengapresiasi Puskesmas Saigon yang telah menyediakan fasilitas tempat rawat inap khusus untuk anak-anak yang mengalami kekurangan gizi atau gizi buruk.
Dia juga menekankan pentingnya pencegahan gizi buruk melalui asupan gizi yang mencukupi.
"Tadi kami sudah berdiskusi dengan Dinas Kesehatan Kalbar dan kepala Puskesmas beserta dokter yang menangani gizi buruk. Gizi buruk bisa dicegah dengan pemberian asupan gizi yang cukup," ujarnya.
Lebih lanjut, Windy menjelaskan perbedaan antara gizi buruk dan stunting serta pentingnya penanganan dini untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
"Stunting dan gizi buruk berbeda, tetapi keduanya harus ditangani sejak dini untuk mencegah komplikasi. Beberapa kasus yang ditangani Puskesmas Saigon mengalami komplikasi pada jantung, pembesaran perut akibat sering mengalami diare, dan masalah lainnya," jelas Pj. Ketua TP-PKK Prov. Kalbar.
Namun, Windy juga menyatakan bahwa masih ada orang tua yang enggan menjalani perawatan inap untuk anak-anak mereka yang mengalami gizi buruk karena masa perawatan yang harus dilakukan selama satu bulan.
"Menurut Kepala UPT. Puskesmas Saigon, masih ada kurangnya kesadaran orang tua terhadap pentingnya perawatan inap anak-anak yang mengalami gizi buruk karena masa perawatan yang cukup lama. Setelah selesai perawatan, masih ada yang kembali mengalami gizi buruk," ungkap Windy.
Dalam upaya pencegahan gizi buruk, Windy berharap peran aktif dari orang tua dan tenaga kesehatan serta adanya sosialisasi tentang pentingnya pencegahan gizi buruk.
"Peran keluarga, orang tua, dan tenaga kesehatan sangat penting dalam mencegah gizi buruk. Kita tidak ingin anak-anak kita, yang merupakan aset masa depan Kalbar, mengalami masalah kesehatan yang sebenarnya dapat dicegah," harapnya.
Selain itu, Windy juga menjelaskan mengenai bantuan yang diberikan berupa susu khusus untuk anak-anak yang mengalami gizi buruk.
"Susu tersebut bukan hanya susu biasa, tetapi juga mengandung lemak dan nutrisi penting lainnya. Anak-anak harus mendapatkan susu tersebut minimal tiga kali sehari agar dapat pulih dari gizi buruk," tandasnya.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS