PONTIANAK - Sesuai rencana Temu Keluarga Pendengar Radio (TKPR) ke-7 akan diadakan di Kalimantan Barat pada 2-4 Juni 2023 dan bakal dibuka secara resmi oleh Bupati Kuburaya Muda Mahendrawan, SH.
Ini adalah pertama kali dilakukan di Pulau Kalimantan, mengusung konsep Culture, Technology, Partnership dimana radio dijadikan jembatan silaturahmi pendengar seluruh dunia.
Demikian ditegaskan Penanggungjawab Acara TKPR ke-7 Kalimantan Barat, Rudi Hartono kepada media Selasa malam 4 April 2023.
Dijelaskan, TKPR kali ini agak unik dan akan ditampilkan berbeda dari TKPR sebelumnya. Karena akan dihadiri pengusaha UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang memasang booth di tempat acara, kemudian ada booth disediakan untuk stasiun radio yang hadir.
Peserta yang sudah memastikan hadir adalah pendengar dari Bali, Surabaya, Makasar, Solo, Jakarta, Wonosobo, Balikpapan dan wilayah lainnya.
Sementara stasiun radio yang sudah konfirmasi akan hadir yaitu dari Radio Taiwan Internasional, Radio Suara Vietnam, Radio Suara Amerika, Radio AWR Amerika, Voice Of Indonesia, RRI Pontianak, Radio Volare FM, Radio Sonora FM, dan kami berharap radio lainnya juga menkonfirmasi kehadirannya, katanya.
Pertemuan ini akan mengurai kerinduan, bercengkerama dalam gelak tawa saling tukar cerita dan pengalaman sebagai penjelajah frekuensi.
Tema yang diusung Radio Sebagai Jembatan Silaturrahmi Pendengar Seluruh Dunia.
Rudi juga menambahkan pertemuan pendengar radio gelombang pendek ini sudah dilakukan ke-6 kalinya. TKPR 1 di Jakarta 22-23 April 2005 dihadiri oleh Penyiar Radio Australia (Nuim Khaiyath) dan Radio Singapura (Budi Setiawan), tandasnya.
TKPR 2 di Solo 28-29 Juni 2008 dihadiri oleh Penyiar Radio Australia (Hidayat Djajamiharja), dan Radio Belanda / Nederland (Jean Van De Kok).
TKPR 3 di Wonosobo 22-23 Juni 2013 dihadiri penyiar Radio Jerman Deutsche Welle (Asril Ridwan) dan mantan penyiar Radio Belanda / Nederland (Alm. Kak Sos), ungkapnya.
TKPR 4 di Yogyakarta 10 – 11 Desember 2016 dihadiri penyiar Voice Of Vietnam (Huong Tra) dan mantan penyiar NHK Jepang (Rane Hafidz).
Tamu VIP Kepala stasiun RRI Yogyakarta, Dra. Sumarlina MM beserta Kepala Bidang LPU Ibu Dra. Lakhsmi Dwiafiati MM.
Kemudian TKPR 5 di Malang 18 – 20 Nopember 2018 dihadiri Tamu VIP dari Voice Of America diwakili oleh Mr. Agus Sunarto dan Mrs. Marintan Tobing. Staff Ahli Menteri Telekomunikasi dan Informatika, Prof. Dr. Drs. Henri Subaktio, SH. MA yang mewakili Direktur Jendral Telekomunikasi dan Informatika RI.
Tamu VIP dari Radio Taiwan Internasional sebanyak 4 orang yaitu Madame Lu Ping (Presiden RTI), Mrs Carlson Wong (Vice Manager RTI), Farini Anwar (Kepala Siaran Bahasa Indonesia RTI) dan Tony Thamsir (Penyiar RTISI).
Tamu VIP dari Ketua Dewan Pengawas LPP RRI, Mrs. Mistam, S.Sos, M.Si. Tamu VIP Kepala stasiun RRI Malang, Dra. Teguh Yulia Astuti. MM, dan Kepala stasiun RRI Surabaya, Dra. Redno Desi Swasri, M.Si. Beserta Tamu VIP lainnya dari RRI Surabaya dan Malang.
TKPR 6 sebenarnya direncanakan pada 2020, namun dikarenakan dunia dilanda Covid-19 sehingga TKPR 6 diadakan di masa akhir pandemi sesuai pengumuman Pemerintah Indonesia. Akhirnya diadakan juga pada tahun 2022.
TKPR 6 di Bandung 26-27 Pebruari 2022 dihadiri Tamu VIP dari Voice Of Vietnam, Huong Tra dan Tu Thuy. Hadir juga secara daring via zoom dari Voice Of America, Mr Agus Sunarto dan Mrs Fika Rosemary dan dari Radio Taiwan Internasional, Mrs Farini Anwar, Mr Tony Thamsir dan Mr. Aditya.
Dari China Radio Internasional, Mr Li Shukun dan dari NHK World Radio diwakili oleh Mr. Sigit Purnomo. Dan hadir langsung dari stasiun RRI Bandung, Mr Sasmita, Radio NBS Mrs. Nata Sofa Rubianto dan Radio Metrum Mr. Nada Ahmad.
Di era globalisasi telah membuat berubah sudut pandang dalam memantau radio, namun masih menyaksikan semangat “Radio” tetap berdiri tegak dan terpancar dari belahan bumi, yang telah mempertemukan kita di udara dengan berbagai acara yang disajikan oleh stasiun radio hingga hari ini.
Radio di masa lalu hanya terdengar suara sang penyiar, namun berbeda dimasa sekarang yang membuat lembaga penyiaran menyikapi kemajuan era digitalisasi sebagai dampak kemajuan teknologi dunia yang mengharuskan stasiun radio luar negeri mengikuti perkembangan tersebut.
Saat ini di kenal Radio Streaming, Radio Android dan Radio Online, ditambah lagi stasiun Radio Luar Negeri yang melirik stasiun radio lokal FM dengan mengadakan kerjasama penyiaran radio partnership
Pergeseran ini membuat pendengar SW secara perlahan berpindah ke radio FM atau internet sehingga meninggalkan radio analog atau digital yang masih menempel di pesawat radio Short Wave (gelombang pendek),
Radio diibaratkan perahu yang dapat membawa pendengarnya menuju ke dunia yang penuh pesona dan kegembiraan melalui suara bening penyiar radio dan cerita tentang kehidupan, keindahan alam bahkan satu tempat yang belum pernah dikunjungi.
Radio menambah pengetahuan dan wawasan para pendengarnya akan kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Selain itu melalui radio membawa pendengarnya menemukan pertemanan baru yang se-hobby dalam suatu jalinan persahabatan yang penuh keakraban dan kekeluargaan baik antara pendengar dengan pendengar dan pendengar dengan penyiar radio.
Latar belakang tersebut, komunitas pendengar radio gelombang pendek yang terpisahkan oleh jarak akan kembali mengadakan temu pendengar katanya. ***
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS