JAKARTA - Sekitar 20 tahun yang lalu, di dasar Samudra Atlantik, sebuah sumur dibor hingga ke pusat bumi. Pada bulan April tahun ini, para ilmuwan berencana memperdalamnya lebih dari 600 meter.
Kepala ekspedisi baru, ahli geologi Peter Blum, mengatakan kepada The Wall Street Journal tentang hal ini .
Dia mencatat bahwa pada musim semi direncanakan untuk memperdalam lubang di massif di Samudra Atlantik Utara, yang menjulang sekitar 4,3 ribu meter di atas permukaan bawah. Untuk itu, alat-alat pengeboran akan dibenamkan hingga kedalaman sekitar 1.645 meter.
Array tidak dipilih secara kebetulan. Ini adalah jendela tektonik di mana lempeng-lempeng yang meluncur membuka lapisan kerak bumi yang lebih dalam.
Dengan mengebor batuan seperti itu, para ilmuwan dapat mempelajari bagian-bagian struktur internal Bumi yang sulit diakses.
Kali ini direncanakan untuk menembus ke kedalaman di mana diyakini terjadi pencampuran air laut dan mineral, dan untuk mengetahui apakah hubungan ini bisa menjadi sumber asal usul kehidupan di Bumi dan planet lain.
Jika molekul organik ditemukan pada kedalaman seperti itu, maka ini akan mengkonfirmasi teori bahwa reaksi semacam itu berkontribusi pada munculnya organisme hidup, meskipun suhunya sangat tinggi. Dan bisa lebih dari 200 derajat Celcius di titik terdalam sumur yang baru.
Memperdalam sumur akan sulit. Insinyur harus menurunkan rig pengeboran berat ke kedalaman yang luar biasa dan menemukan lubang selebar 38 sentimeter di dasar laut.
Insinyur Joides menyamakan proses tersebut dengan mencoba menurunkan pensil yang diikat ke ujung tali di leher botol soda dengan kipas sambil berdiri di atas kursi.
Sekarang kedalaman sumur itu 1.400 meter. Kedalaman targetnya adalah 2.057 meter.
Untuk melakukan ini, rig pengeboran harus mendekati pusat bumi lebih dari setengah kilometer.
Editor: Er
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS