JAKARTA – China pada hari Rabu mengkritik keras kunjungan pejabat senior Pentagon ke Taiwan dan menegaskan kembali bahwa pihaknya telah memberikan sanksi kepada Lockheed Martin dan unit Raytheon karena memasok peralatan militer ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
Komentar dari Kantor Urusan Kabinet Taiwan menyoroti kemunduran dramatis dalam hubungan antara Beijing dan Washington atas Taiwan, teknologi, tuduhan mata-mata, dan invasi Rusia ke Ukraina.
Ditanya tentang kunjungan Michael Chase, wakil asisten menteri pertahanan AS untuk urusan China, juru bicara Kantor Urusan Kabinet Taiwan, Zhu Fenglian, mengatakan China "dengan tegas menentang setiap interaksi resmi dan kolaborasi militer" antara AS dan Taiwan.
Upaya Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan untuk memperkuat kemerdekaan pulau itu dengan bantuan asing "pasti akan gagal," kata Zhu kepada wartawan.
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan akan dikendalikan dengan paksa jika perlu. Taiwan berpisah dari China di tengah perang saudara pada 1949, dan Partai Komunis China yang otoriter tidak pernah memerintah pulau itu.
Seorang juru bicara Pentagon tidak mengomentari langsung kunjungan Chase, tetapi dia menegaskan kembali bahwa komitmen AS untuk Taiwan tegas dan komitmen tersebut berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan di kawasan.
Kementerian luar negeri Taiwan mengatakan tidak memiliki informasi tentang kunjungan Chase.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan "babak ketegangan baru" di Selat Taiwan adalah hasil dari upaya otoritas Taiwan untuk "mencari kemerdekaan dengan dukungan AS, serta niat AS untuk mengontrol China dengan Taiwan."
"Kami mendesak AS untuk ... menghentikan semua bentuk kontak resmi AS-Taiwan, berhenti mencampuri masalah Taiwan dan berhenti menciptakan ketegangan baru di Selat Taiwan," kata Wang dalam jumpa pers harian.
Ketegangan antara AS dan China muncul kembali bulan lalu setelah Washington menuduh Beijing mengirim balon mata-mata yang ditembak jatuh di Pantai Timur Amerika. Menteri Luar Negeri Antony Blinken membatalkan perjalanan ke Beijing setelah insiden itu dan mengatakan pada akhir pekan bahwa Amerika Serikat khawatir China akan memberikan senjata ke Rusia untuk perangnya di Ukraina.
China, yang telah menyatakan persahabatan "tanpa batas" dengan Rusia, dengan tegas menolak mengkritik tindakan Moskow, menyalahkan AS dan NATO karena memprovokasi Kremlin, dan mencela sanksi hukuman yang dijatuhkan pada Rusia. Rusia, pada gilirannya, sangat mendukung China terkait Taiwan.
Selama kunjungan ke Moskow Selasa, diplomat senior Partai Komunis Wang Yi mengatakan hubungan antara Moskow dan Beijing "kokoh seperti batu" dan akan "bertahan menghadapi ujian situasi internasional yang bergejolak."
Rusia dan China memiliki "peluang bagus untuk melanjutkan kerja sama strategis yang erat dan kontak untuk melindungi kepentingan strategis bersama kita," kata Wang.
Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang kemungkinan kunjungan Presiden Xi Jinping ke Moskow musim semi ini. [ab/lt]
Oleh: VOA Indonesia
Editor: Yakop
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS