MAMUJU, SULBAR - Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Barat (Sulbar), Anhar mengajak, kalangan muda khususnya kategori pemilih pemula agar menjadikan Media Sosial (Medsos) sebagai sarana menyukseskan Pemilu 2024 yang damai dan bermartabat.
Hal itu disampaikan, saat menjadi pembicara diacara sosialisasi pengawasan Pemilu partisipatif, dengan materinya pengawasan partisipatif dalam pemilu melalui media sosial dikalangan generasi muda, yang digelar Bawaslu Mamuju, Senin,13/02/23.
Menurutnya, saat ini Medsos selain sebagai ruang digital untuk saling terkoneksi, juga merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan sebagai wadah untuk menyebarkan kebaikan dan mendapatkan informasi khususnya jelang momentum Pemilu, yang tahapannya sudah berjalan.
"Saat ini penggunaan media sosial, sudah menjadi keharusan di hampir semua kalangan, khusus kelompok muda. Sehingga ruang ini menjadi potensi untuk melakukan pengawasan partisipatif dalam upaya mendorong Pemilu yang berkualitas," ucap Anhar.
Dia memaparkan, penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 77% lebih, atau dari total populasi 272 juta jiwa lebih penduduk Indonesia tahun 2021, sebanyak 210 juta jiwa terkoneksi menggunakan internet.
"Tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia saat ini hampir merata. Dengan kontribusi terbesar itu ada di kalangan kelompok muda yakni pelajar dan mahasiswa yang mencapai 99 persen lebih. Sehingga penting mendorong penggunaan media sosial ini semakin produktif," ungkapnya.
Untuk highlight perilaku pengguna, konten internet yang paling sering diakses yakni, 89,15% Medsos, 73,86% chating online, 21,26% belanja online, 14,23% game online, 11,98 website berita, 9,27% transportasi online.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk hasil survey APJII berdasarkan tingkat penetrasi per-provinsi, Sulbar saat ini termasuk kategori terendah dengan 57,6% dan tertinggi DKI Jakarta, 83,4%. Beber Pimpred media Katinting.com itu.
"Meskipun Medsos saat ini sudah menjadi suatu keharusan, akan tetapi ada hal lain yang harus diperhatikan, karena Medsos saat ini, juga menjadi tempat paling banyak beredarnya hoaks. Sehingga penting untuk berhati-hati dalam memposting informasi, paham betul apa yang akan diposting dan di komentari," ungkapnya.
Saya sarankan, posting yang penting bukan asal posting. Imbuh trainer cek fakta dan literacy news itu.
(Masdar)
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS