EgioRBengkayang, Kalbar - Kondisi jalan Penghubung antar Desa Semangat menuju Desa Suka Damai alami kerusakan yang cukup memprihatinkan, terutama di musim penghujan. Ruas jalan ini akan sangat menyulitkan bagi pengguna jalan.
Tampak di beberapa titik ruas jalan yang berlubang dan berlumpur terlebih di saat musim hujan.
Menurut warga sekitar, semenjak di tetapkan sebagai jalan kabupaten hingga sekarang belum ada usaha perbaikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bengkayang melalui dinas terkait.
Melihat kondisi tersebut, Kepala Desa Suka Damai, Petrus berkoordinasi dan menjalin kerjasama dengan pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. MIS melakukan upaya perbaikan dengan konsep swadaya. Penyedia material serta HM alat dibiayai oleh kepala desa bekerja sama dengan pihak perusahaan (PT MIS) dan koperasi dengan tujuan mempermudah akses masyarakat melawati jalan yang rusak.
"Akses jalan ini adalah jalur antar Desa Semangat - Suka Damai menuju Desa Sepandak Kabupaten Sambas. Harapan kami dengan adanya kegiatan ini masyarakat terbantukan. Kepada pemerintah agar kegiatan ini menjadi acuan dalam hal mengambil kebijakan melihat dari sisi asas manfaat dan prioritas utama dengan mempertimbangkan keluhan masyarakat pengguna jalan," Ujarnya, Kamis (26/1/2023).
Senada yang di sampaikan oleh warga masyarakat Desa Suka Damai, Yanto (44) ketua kelompok tani berharap kepada pemerintah Kabupaten Bengkayang agar sesegera mungkin menganggarkan untuk pembangunan ruas jalan Desa Semangat - Suka Damai hingga ke perbatasan dengan Desa Sepandak Kabupaten Sambasbsesuai dengan visi misi pada saat kampanye.
"Sebagai Petani, kami tentunya berharap agar akses pendukung menjadi sebuah prioritas seperti jalan yang layak untuk kita lalui. Bayangkan saja untuk mengeluarkan hasil tani saja kami kesulitan, padahal Desa kita merupakan desa yang di persiapkan sebagai desa kategori lumbung pangan untuk Kabupaten Bengkayang dengan hasil yang menonjol seperti sawit, padi, jagung dan hasil lainnya," Ucap Yanto.
Ia juga menjelaskan dengan kondisi jalan yang rusak secara otomatis berpengaruh terhadap biaya mobilisasi atau pun biaya operasional.
"Saya sendiri sebenarnya tidak punya mobil, akan tetapi kalau dihitung puluhan juta juga yang saya berikan guna perbaikan serta penimbunan jalan. Sebab kita butuh akses jalan yang baik bayangkan kalau ada orang sakit atau hal lainnya, makanya untuk masalah pengambilan material terutama batu saya bebaskan untuk di ambil demi kelancaran," Pungkasnya.
Oleh : Rinto Andreas/Injil
Editor : R. Hermanto
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS