Sekda Ketapang, Alexander Wilyo saat melakukan aksi panjat pohon dalam tradisi MUAR Panen Madu di Desa Ulak Medang, Jumat malam. BorneoTribun/Muzahidin) |
Borneo Tribun, Ketapang - Warga bersama Kepala Desa Ulak Medang kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang melakukan tradisi Muar atau panen madu hutan dengan cara memanjat, Jum'at (5/8/2022).
Tradisi itu biasanya dilakukan saat masa musim lebah hutan bersarang antara bulan Juli hingga September. Biasanya tradisi ini akan dilakukan pada waktu malam hari.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, S.STP berkesempatan ikut merasakan tradisi Muar ini dilangsungkan.
Dia membagikan momen panen lebah hutan tersebut dalam akun media sosialnya. Nampak, Aleksander Wilyo memanjat sebatang pohon kayu yang diatasnya terdapat sarang lebah. Sepertinya, Sekda mencoba memanen madu secara langsung.
"Saya juga ikut mengambil madu dengan cara memanjat langsung ke atas pohon, ini saya lakukan supaya bisa merasakan apa yang kelompok tani madu rasakan ketika berusaha memanen madu ini," katanya saat ditanya soal aksi panjat pohon tersebut, Sabtu (06/08/22).
Sekda Ketapang, Alexander Wilyo saat melakukan aksi panjat pohon dalam tradisi MUAR Panen Madu di Desa Ulak Medang, Jumat malam. |
Sekda mengaku, kegiatan tersebut atas undangan dari kelompok tani (Poktan) dan kepala desa Ulak Medang sebagai perwakilan dari Bupati Ketapang, Martin Rantan.
Dijelaskan Alex, biasanya tiap kali panen warga bisa menemukan sedikitnya 50 sarang lebah madu, maka hasilnya bisa mencapai 300 hingga 400 kg.
"Untuk Desa Ulak Medang Kecamatan Muara Pawan ini memang sudah ditetapkan sebagai Desa Fokus untuk pengembanganan budidaya lebah madu hutan oleh Pemda Ketapang sejak Tahun 2021," ujarnya.
Menurut dia, pemda akan terus melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok tani lebah madu hutan dengan cara memfasilitasi pemberian bantuan peralatan dan perlengkapan untuk pemanenan madu hutan.
"Seperti baju pemanen lebah, alat panjat pohon, packaging hingga pelatihan bagi petani lebah madu hutan dan yang terpenting promosi serta pemasaran," terangnya.
Kades Ulang Medak, Isnaini mengaku tradisi Muar ini kerap dilakukan setahun sekali atau setahun 2 kali ataupun tergantung perkembangan keadaan hutan di desanya yang dihuni lebah.
"Biasa 1 tahun sekali panen dan bisa juga 1 tahun 2 kali panen tergantung perkembangannya," ucapnya.
Untuk panen madu hutan saat ini ada sekitar14 batang pohon yang dihuni koloni lebah madu dan siap dipanen.
Di tradisi kali ini, Ia mengaku sudah berhasil memanen 10 batang pohon dan masih ada 4 pohon yang menunggu giliran untuk pemanenan.
"1 pohon untuk sarangnya bervariasi ada 20 bahkan 55 sarang, madunya bervariasi satu pohon kadang 135 sampai 350 kg bahkan tahun lalu ada sampai 550 kg," kata Isnaini.
Reporter: Muzahidin
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS