KUD Di Sekadau Menerima Program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat Seluas 100 Hektar | Borneotribun.com

Minggu, 07 Agustus 2022

KUD Di Sekadau Menerima Program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat Seluas 100 Hektar

Giat tanam sawit untuk program PSR di Sekadau.
Giat tanam sawit untuk program PSR di Sekadau.

BorneoTribun Sekadau, Kalbar - Koperasi Unit Desa (KUD) Sido Makmur di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, menerima program Peremajaan Kelapa Sawit (PSR) Rakyat seluas 100 hektar dari dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

“Kegiatan penanaman awal PSR di KUD Sido Makmur yang merupakan eks petani plasma PT Multi Prima Entaka telah dilakukan bersama Wakil Bupati Sekadau di Desa Enkersik Kecamatan Sekadau Hilir,” kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kantor Provinsi Kalimantan Barat, M. Munsif di Pontianak, Minggu. .

Dijelaskannya, secara total di Kabupaten Sekadau, dari segi wilayah atau penerima hibah program PSR terbesar, Kalbar berada di urutan keempat.

“Kabupaten Sekadau telah menerima hibah program PSR dari BPDPKS periode 2019-2021 dengan total nilai hibah sebesar Rp36,59 miliar dari Rp454,57 miliar di Kalbar seluas 16.512 hektare,” jelasnya.

Ia mengatakan hingga pertengahan Juni 2022, realisasi program PSR di Kalbar mencapai 16,8 ribu hektare atau setara dengan nilai sekitar Rp. 400 miliar.

"Selama empat tahun masuk program PSR yang disampaikan negara melalui BPDPKS, realisasinya mencapai 16,8 ribu hektare. Tentu realisasi ini masih perlu ditingkatkan," ujarnya.

Menurutnya, dari realisasi PSR di Kalbar, jumlahnya masih sedikit, sehingga diperlukan sinergi antara pusat, provinsi, dan kabupaten. Sehingga penyerapan dana program PSR di Provinsi Kalbar bisa maksimal.

“Kami meminta dana dari pusat yang besar dan berterima kasih kepada pekebun sawit mendapatkan hal yang istimewa dengan adanya program PSR. PSR ini merupakan pemberian negara bagi pekebun sawit. Untuk itu harus diserap sepenuhnya di daerah. sayang sekali bantuan PSR ini gratis senilai Rp 30 juta - tidak dinikmati oleh pekebun saja," ujarnya.

Sebelumnya terkait komoditas kelapa sawit, Kajian Lembaga Pengkajian Ekonomi (LPEM) FEB Universitas Indonesia menyebutkan peningkatan besar ekspor minyak sawit mentah (CPO) dapat meningkatkan harga tandan buah segar (TBS) minyak sawit. .

Ketua Tim Peneliti Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat FEB UI Eugenia Mardanugraha mengungkapkan, setiap kenaikan satu persen ekspor CPO bisa menaikkan harga TBS rata-rata 0,33 persen.

Oleh karena itu, menurut dia, diperlukan ekspor dalam jumlah besar untuk mengembalikan perekonomian harga TBS petani.

“Dibutuhkan peningkatan ekspor sebesar 1.740 persen atau 17 kali lipat agar harga TBS bagi petani bisa naik dari Rp 861 per kilogram (asumsi harga pekebun swadaya per 9 Juli 2022) menjadi Rp 2.250 per kilogram, "ucap Eugenia.

(DD/ANT)

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar