Ajak Pengurus Ikatan Alumni Untan Kolaborasi Bangun Daerah Bersama Akademisi | Borneotribun.com

Minggu, 21 Agustus 2022

Ajak Pengurus Ikatan Alumni Untan Kolaborasi Bangun Daerah Bersama Akademisi

Ajak Pengurus Ikatan Alumni Untan Kolaborasi Bangun Daerah Bersama Akademisi
Gubernur Kalbar, Sutarmidji hadir mengukuhkan Pengurus Ikatan Alumni Universitas Tanjungpura (IKA UNTAN) Periode 2022-2027 di Pendopo Gubernur,, Sabtu (20/8/2022).
BorneoTribun Pontianak, Kalbar - Peran akademisi sebagai agen perubahan merupakan penggerak ke arah yang lebih baik.

Melalui berbagai disiplin ilmu pengetahuan, ide, dan keterampilan yang dimiliki, diharapkan mampu mendorong dan memberikan stimulan/percepatan dalam pembangunan melalui kajian akademik yang menjadi referensi aktual dan faktual bagi para pemangku kebijakan (pemerintah) dalam mengambil dan mengimplementasikan kebijakan yang tepat. 

"Perlu adanya sinergitas yang baik antara pemerintah sebagai pelaksana pembangunan dengan didukung para akademisi, yakni mahasiswa dan para alumni dari lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi."

"Kita sadari, saat ini kita belum dapat optimal mengembangkan organisasi ini, ditambah lagi kita dihadapkan dengan pandemi COVID-19."

"Namun, kegiatan yang bersinergi bersama mahasiswa tetap kita laksanakan, pembagian masker, sembako, dan lainnya,” ungkap Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., saat memberikan sambutan sekaligus mengukuhkan Pengurus Ikatan Alumni Universitas Tanjungpura (IKA UNTAN) Periode 2022-2027 di Pendopo Gubernur,, Sabtu (20/8/2022).

Hal terpenting menurut H. Sutarmidji adalah IKA UNTAN dapat memberikan warna dan memaksimalkan peran-peran sesuai posisinya dalam membantu mahasiswa, Universitas Tanjungpura, bahkan pemerintah.

Sebagai kepala daerah, beliau berusaha semaksimal mungkin agar Universitas Tanjungpura bisa lebih berperan, salah satunya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Gubernur Kalbar juga menjelaskan selalu berdiskusi dengan para akademisi dalam mengambil keputusan untuk menyusun kebijakan dan program-program pembangunan daerah sejak menjabat sebagai Wali Kota hingga sekarang.

"Dari dulu sampai sekarang saya selalu mendiskusikan setiap program yang memang merupakan program-program kearifan lokal kepada para pakar, sesuai dengan disiplin ilmu mereka."

"Sehingga, dapat maksimal dalam menyusun kebijakan dan program. Kalbar masih sangat membutuhkan para alumni yang bisa memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak banyak yang peduli akan hal ini."

"Inilah kenapa saya kemudian berkeras agar penyusunan RPJMD bekerjasama dengan UNTAN,” tegas Gubernur Kalbar yang merupakan Ketua IKA UNTAN.

Beliau juga menegaskan salah satu langkah yang tepat dalam membangun daerah saat ini adalah dengan mengacu kepada indikator yang tertera pada Indeks Desa Membangun (IDM).

"Misal, desa mandiri. Sekarang mereka berlomba-lomba untuk memajukan desa. Waktu awal saya menjabat sebagai Gubernur, ada 612 desa sangat tertinggal di Kalbar, 968 desa tertinggal, dan desa mandiri cuma 1."

"Hari ini desa mandiri sudah mencapai 586 desa dan tidak ada lagi desa sangat tertinggal. Desa tertinggal masih 94, itupun karena permasalahan listrik.

"Hal ini karena merupakan urusan pusat. Saya yakin bila di semua desa tidak ada masalah listrik, maka tidak akan ada lagi desa tertinggal."

"Kenapa saya menyampaikan hal ini? karena hal ini cukup membanggakan,” jelas Gubernur Kalbar.

Melanjutkan sambutan, Ketua IKA Untan juga menjelaskan desa mandiri di seluruh Indonesia hanya kurang lebih 6.700 desa dan belum mencapai 10% secara nasional. Saat ini desa mandiri Kalbar sudah mencapai 25%, yakni 586 dari 2.042 desa di Kalimantan Barat. 

“Hal ini penting karena ada 54 indikator yang semuanya bisa terukur. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bekerja berdasarkan indikator-indikator tersebut dengan didukung pendamping desa dan unsur lainnya,”.

Dengan indikator yang ada, Mantan Dosen Fakultas Hukum UNTAN ini menganggap daerah sudah sangat dimudahkan, termasuk menatap ekonomi hijau (ekonomi carbon) kedepan, yang dinilai cukup penting karena terdapat Indeks Kekuatan Lingkungan (IKL) dalam indikator tersebut. Apabila IKL di setiap desa bagus, maka pembangunan diharapkan tepat sasaran.

"Ada 3 indeks yang harus kita jaga, yakni Indeks Kekuatan Sosial, Indeks Kekuatan Lingkungan, dan Indeks Kekuatan Ekonomi. Ini sudah jelas karena konsep ini juga berasal dari akademisi."

"Hal yang terpenting setelah itu adalah implementasi yang baik. Sehingga, rencana dan program yang dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat sasaran sesuai parameter ukur dan indikator yang tepat."

"Pemahaman terhadap data sangat penting. Data yang tidak benar akan merusak program yang kita susun dan akan mubazir."

"Perguruan tinggi/akademisi merupakan pihak yang memiliki data mendekati benar,” tutup H. Sutarmidji mengakhiri sambutan.

Turut hadir pada kegiatan tersebut para alumni lintas angkatan, antara lain yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Drs. H. Ria Norsan, M.M., M.H., Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, S.E., M.H., Wali Kota Pontianak, Ir. H. Edi Rusdi Kamtono, M.M., M.T., Komisaris Bank Kalbar, Prof. Dr. Eddy Suratman, S.E.,M.A., dan Drs. Didi Haryono, S.H., M.H.

Selain itu hadir juga, Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi, S.E., M.M., Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes., hingga Rektor Universitas Tanjungpura, Prof. Dr. H. Garuda Wiko, S.H., M.Si., yang juga Pembina IKA UNTAN, serta para tamu undangan lainnya.(adpim)

(Yakop/Adpim)

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar