Borneo Tribun, Jakarta -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia telah memulai pertempurannya untuk Donbas, setelah berkumpul kembali menjelang serangan yang diharapkan di wilayah timur negara itu.
“Sekarang dapat dinyatakan bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk Donbas, yang telah mereka persiapkan sejak lama,” kata Zelensky dalam sebuah pidato . “Sebagian besar dari seluruh tentara Rusia sekarang fokus pada serangan ini.”
“Tidak peduli berapa banyak tentara Rusia yang didorong ke sana, kami akan bertarung. Kami akan membela diri kami sendiri,” tambah presiden, seraya mengatakan dia berterima kasih kepada semua pejuang Ukraina, terutama di daerah-daerah yang terkena dampak parah seperti Donbas dan Mariupol.
Juga pada hari Senin, Kementerian Pertahanan Ukraina mentweet bahwa "tentara genosida Moskow memusatkan pasukannya di Ukraina timur."
“Serangan roket, pemboman, dan penembakan artileri tersebar luas,” katanya. "Mariupol sedang dihancurkan oleh bom udara multiton."
“Prajurit kami memukul dan akan terus mengalahkan musuh,” tambah kementerian itu.
Ukraina telah mempersiapkan kemungkinan serangan di wilayah timurnya sejak pasukan Rusia mengalihkan fokus mereka dari ibu kota Kyiv awal bulan ini.
Setelah pembicaraan damai, jumlah pasukan Rusia di kota Kyiv dan Chernihiv berkurang, sebuah langkah yang diklaim oleh AS dan Ukraina sebagai upaya untuk memfokuskan kembali wilayah Donbas.
“Kami sebenarnya tidak melihat penarikan pasukan Rusia. Apa yang kami lihat adalah bahwa mereka memposisikan ulang mereka dan bahwa mereka merencanakan serangan yang lebih luas di wilayah Donbas,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg saat itu .
Sekitar waktu itu, sekretaris pers Pentagon John Kirby mengatakan bahwa Rusia “berusaha untuk memasok dan memperkuat upaya mereka di Donbas.”
“Tampaknya itu campuran personel yang membawa kendaraan serta kendaraan lapis baja dan mungkin beberapa artileri, mungkin beberapa kemampuan yang memungkinkan,” kata Kirby.
Sejak 2014, pasukan Ukraina telah berperang dengan separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas.
(YK/ER)
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS