Para jemaat berdoa untuk dua orang tentara Ukraina yang tewas dalam pertempuran melawan pasukan Rusia di sebuah gereja di Lviv, Ukraina barat (foto: ilustrasi). |
BORNEOTRIBUN TERNOPIL, UKRAINA - Katedral "Immaculate Conception of the Blessed Virgin Mary" di kota Ternopil, Ukraina barat, penuh umat saat makan siang, seperti hari-hari biasanya sejak Rusia menginvasi Ukraina.
“Katedral penuh dengan orang-orang yang berdoa untuk perdamaian,” kata Uskup Agung Vasyl Semeniuk.
Namun, sebagaimana dilaporkan wartawan VOA, Kamis (31/3), uskup Katolik-Yunani itu terdengar seperti seorang pejuang suci: Ia memandang pasukan Vladimir Putin sebagai kejahatan yang harus diatasi sehingga tidak bisa lagi menyerang Ukraina atau lainnya. Perasaan mereka sejalan dengan apa yang ada di benak banyak umatnya.
Meskipun tidak seorangpun menginginkan perang berlangsung lama, kepercayaan diri dan kemarahan yang meningkat atas dampak perang selama berminggu-minggu terhadap Ukraina dengan hilangnya nyawa dan kerusakan luas telah membuat banyak orang Ukraina tidak ingin menyerah pada Rusia untuk mengakhiri pertempuran.
“Kita harus melakukan apa yang harus dilakukan, jika ingin mempertahankan apa yang kita miliki, atau mendapatkan apa yang kita inginkan,” kata salah seorang Pastor di keuskupan Semeniuk.
Ia mengharapkan perdamaian tetapi menduga perang ini, bisa berlangsung lama.
Sentimen anti-Rusia semakin kuat. Sekelompok anggota parlemen telah menyusun undang-undang untuk melucuti properti, gereja, dan biara Gereja Ortodoks Ukraina, gereja otonom yang berada di bawah Gereja Ortodoks Rusia dari Patriarkat Moskow.
Lebih dari 150 gereja Ortodoks yang tadinya bernaung di bawah Patriarkat Moskow telah membelot ke Gereja Ortodoks Ukraina yang berbasis di Kyiv. [my/pp]
Oleh: VOA Indonesia
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS