Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menghadiri konferensi pers di Antalya, Turki, pada 10 Maret 2022. (Reuters/Stringer) |
BorneoTribun.com -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, pada Selasa (5/4), menuduh Ukraina menyabotase pembicaraan dengan Rusia.
Dia secara khusus memperingatkan bahwa Rusia tidak akan menerima tuntutan Ukraina bahwa perjanjian perdamaian yang akan datang harus menyertakan penarikan segera pasukan Rusia, lalu disusul oleh referendum yang mengamankan kesepakatan itu.
Berbicara pada Selasa (5/4) dalam sambutan yang disiarkan di televisi, Lavrov mencatat bahwa jika kesepakatan itu tidak disetujui dalam referendum, maka perlu menegosiasi kesepakatan baru, dan bahwa "kami tidak ingin bermain-main seperti kucing dan tikus."
"Untuk mencapai kemajuan nyata, daripada berpura-pura, kami bersikeras bahwa sinyal yang jelas harus dikirim ke Kyiv: Jangan lakukan sabotase. Kalau itu dilakukan, kita berisiko mengulangi nasib perjanjian Minsk. Kami tidak akan pernah menerimanya."
Lavrov menunjuk pada kesepakatan tahun 2015 untuk Ukraina timur yang ditandatangani di Belarus, dan dimediasi Prancis dan Jerman, tetapi tidak pernah dilaksanakan. Lavrov mengatakan "kami tidak ingin mengulang perjanjian Minsk itu." [ka/lt]
Oleh: VOA Indonesia
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS