Ilustrasi. Lima barang kebutuhan sehari-hari dengan harga melonjak di tengah inflasi yang tinggi. |
BorneoTribun, New York -- Kekhawatiran tentang meroketnya harga gas di seluruh AS telah menjadi kekhawatiran utama bagi orang Amerika tahun ini, tetapi inflasi yang tinggi juga menyebabkan melonjaknya harga di toko bahan makanan.
Dikutip thehill.com, Sabtu (16/4), Indeks harga konsumen (CPI) naik 8,5 persen selama 12 bulan terakhir, dengan Departemen Pertanian AS (USDA) mencatat lonjakan besar dalam segala hal mulai dari buah dan sayuran hingga daging dan produk susu.
Di bawah ini adalah lima barang kebutuhan sehari-hari dengan kenaikan biaya 12 bulan terbesar, menurut USDA dan Biro Statistik Tenaga Kerja.
1. Produk daging sapi dan daging sapi muda
Daging sapi dan daging sapi muda mentah mengalami lonjakan terbesar di rak-rak toko, naik 20,4 persen selama tahun lalu.
Daging sapi panggang mentah naik 17,7 persen, dan steak daging sapi melonjak 16,4 persen.
Kekurangan tenaga kerja yang parah di industri pengemasan daging yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 telah berkontribusi pada kenaikan harga daging.
2. Buah sitrus
Buah jeruk, termasuk lemon, limau dan grapefruits, naik 19,5 persen.
Harga jeruk dan jeruk keprok naik 18,3 persen.
Segudang faktor telah mendongkrak harga produk segar, termasuk kenaikan upah di Meksiko, importir utama buah-buahan dan sayuran, dan kekeringan di California, menurut The Washington Post .
3. Daging babi asap
Produk bacon melonjak 18,2 persen pada tahun lalu.
Sosis sarapan juga meningkat pesat, sebesar 16,5 persen dalam 12 bulan terakhir.
4. Margarin dan selai kacang
Harga margarin naik 15,8 persen per tahun, sementara selai kacang naik 15,8 persen di tahun lalu.
Produksi mentega telah turun 1,4 persen dari Februari 2021 dan 5,4 persen dari Januari ini, menurut laporan USDA terbaru.
5. Bagian ayam segar dan beku
Bagian ayam, yang meliputi paket stik drum, paha dan dada, naik 15,1 persen.
Harga burung bisa naik lagi karena flu burung telah menyebar ke seluruh negeri dan dalam beberapa kasus mempengaruhi ternak komersial.
(YK/ER)
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS