Panen gandum, 5 Agustus 2021, dekat Pullman. (Foto: AP) |
BorneoTribun.com -- Perang Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina dan sanksi Barat yang mengikutinya memberi tekanan pada negara-negara di Asia Tengah yang mengimpor gandum dan pasokan penting lainnya dari wilayah tersebut.
Pada hari Kamis (1/4), Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev mengatakan negaranya harus bergabung dengan rantai produksi makanan China serta Korea dan Jepang sesegera mungkin. Ia juga mendesak kedutaan Uzbekistan di Eropa, Turki dan India untuk menjangkau perusahaan lokal.
Tashkent juga menawarkan insentif kepada Rusia, Ukraina, dan perusahaan terkait Belarus dan membuka lebih luas pasar Uzbekistan bagi produsen makanan, demikian menurut layanan pers Mirziyoyev.
Lima negara bekas Soviet di Asia Tengah saling bergantung dengan satu sama lain dan Rusia untuk impor gandum.
Di Asia Tengah harga gandum dan tepung telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena pandemi COVID-19 dan kekeringan regional. Peningkatan harga itu kemungkinan akan berlanjut dengan perang Rusia-Ukraina dan kemungkinan Rusia akan menghentikan sementara ekspor biji-bijian ke negara-negara bekas Soviet.
Para ahli mengatakan negara-negara Asia Tengah sekarang sedang menjajaki pemasok dari negara lain. [my/pp]
Oleh: VOA Indonesia
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS