BorneoTribun.com – Para pemimpin Afrika dan Uni Eropa Kamis meluncurkan pertemuan puncak dua hari yang bertujuan memperbarui hubungan melalui janji investasi besar dalam menghadapi persaingan dari Rusia dan China.
Hubungan antar benua yang bertetangga terhambat oleh berbagai masalah. Perselisihan berkisar dari pasokan vaksin virus corona hingga penghentian migrasi ilegal serta gelombang kudeta di Afrika, dan meningkatnya pengaruh tentara bayaran Rusia di Afrika.
"Ini adalah awal dari kemitraan baru," kata Presiden Senegal Macky Sall, yang saat ini mengepalai Uni Afrika ketika dia tiba untuk pembicaraan.
Presiden Emmanuel Macron dari Prancis, yang negaranya memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa, berharap pertemuan puncak bersama pertama sejak 2017 dapat meningkatkan ambisinya untuk menempa "Kesepakatan ekonomi dan keuangan baru dengan Afrika".
"Kami di sini tidak untuk menjalankan bisnis seperti biasa," kata ketua Dewan Eropa Charles Michel.
Uni Eropa bertujuan untuk meyakinkan 40 pemimpin Afrika di Brussel bahwa Eropa adalah "mitra paling dapat diandalkan" dengan merinci inisiatif investasi yang bertujuan untuk memobilisasi 150 miliar euro ($ 170 miliar) dana publik dan swasta selama tujuh tahun ke depan.
Skema ini merupakan bagian regional pertama dari Gerbang Global Uni Eropa, cetak biru investasi global senilai $300 miliar euro yang menyaingi Inisiatif Sabuk dan Jalan China.
Uni Eropa sedang mengincar lusinan proyek ambisius untuk meningkatkan akses internet, jaringan transportasi, dan energi terbarukan sambil mencari alternatif untuk pinjaman murah Beijing.
Tetapi beberapa detail tentang pendanaan masih belum jelas, dan proyek-proyek tersebut masih harus disepakati dengan Afrika.
Para pemimpin Afrika mendorong langkah-langkah yang jauh lebih konkret bagi negara-negara Uni Eropa untuk mengizinkan Dana Moneter Internasional (IMF) mengalokasikan puluhan miliar dolar untuk bantuan lebih lanjut. [mg/jam]
Oleh: VOA Indonesia
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS