Para warga mengantri untuk menjalani tes usap COVID-19 di salah satu lokasi tes di distrik Xicheng, di Beijing, China, pada 27 Januari 2022. (Foto: AP/Andy Wong) |
BorneoTribun.com - China memutuskan untuk melakukan lockdown ketat terhadap Kota Baise, yang terletak di sebelah barat daya negara tersebut, setelah lebih dari 70 kasus COVID-19 baru ditemukan di wilayah itu dalam tiga hari terakhir.
Pihak berwenang, pada Senin (7/2) memerintahkan penduduk di kota tersebut, yang berbatasan langsung dengan VIetnam, untuk tetap tinggal di rumah, serta hanya boleh meninggalkan rumah untuk membeli bahan makanan penting atau melakukan tes COVID-19.
Pejabat setempat juga menganjurkan penduduk agar menggunakan jasa antar ketimbang pergi langsung ke toko jika memungkinkan. Baise adalah kota dengan jumlah penduduk mencapai 3,6 juta orang.
Lockdown ini berlangsung ketika China sedang menjadi tuan rumah untuk Olimpiade Musim Dingin 2022 di ibu kota Beijing, yang berlangsung di daerah yang dijaga ketat guna mencegah penyebaran virus corona yang menyebabkan COVID-19.
Atlet figure skater asal Amerika Serikat Vincent Zhou, pada Senin (7/2) mengatakan, dia mengundurkan diri dari pertandingan setelah terbukti positif mengidap COVID-19. Zhou mengumumkan hal tersebut sambil berlinang air mata di video yang diunggah di Instagram.
Sementara itu, Australia, pada Senin (7/2), mengatakan akan membuka perbatasannya dan siap menyambut pelaku perjalanan dari seluruh dunia mulai 21 Februari.
“Seandainya Anda sudah mendapatlan vaksinasi dosis lengkap, kami akan menyambut Anda kembali di Australia, “ kata Perdana Menteri Scott Morrison. Kebijakan penutupan perbatasan negara itu telah memukul industri pariwisata di negara tersebut.
Sementara itu, di ibu kota Kanada, Ottawa, polisi setempat pada Senin (7/2) menyita ribuan liter bahan bakar sebagai bagian dari penumpasan guna mengakhiri protes yang diorganisir pengemudi truk yang menentang pembatasan terkait COVID-19.
Walikota Jim Watson, pada Minggu (6/2), mendeklarasikan keadaan darurat di kota itu setelah demonstrasi yang terjadi memasuki minggu kedua.
Di sisi lain, Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan, orang-orang yang telah menunda pemeriksaan medis untuk kasus non-COVID-19 dapat kembali datang untuk memeriksakan diri ke Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS).
Javid mengatakan kepada Sky News, “Saya ingin mereka kembali karena saya ingin mereka tahu bahwa NHS siap.”
Javid mengatakan NHS memperkirakan terdapat delapan hingga sembilan juta orang menunda pemeriksaan akan kondisi kesehatannya ketika petugas layanan kesehatan harus fokus mengurus pasien COVID. Kini, Javid menilai bahwa NHS telah siap untuk menangani kasus-kasus penyakit yang tertunda itu.
Pusat data COVID-19 Universitas Johns Hopkins, pada Senin (7/2), melaporkan bahwa terdapat lebih dari 396 juta infeksi COVID-19 di seluruh dunia, dan lebih dari 5,7 juta kematian akibat COVID-19. Institusi tersebut mengatakan lebih dari 10 miliar vaksin COVID-19 sudah diberikan kepada penduduk dunia.
Oleh: VOA Indonesia
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS