Gedung Putih: Rusia bisa menginvasi Ukraina sebelum Olimpiade berakhir | Borneotribun.com

Minggu, 13 Februari 2022

Gedung Putih: Rusia bisa menginvasi Ukraina sebelum Olimpiade berakhir

Gedung Putih: Rusia bisa menginvasi Ukraina sebelum Olimpiade berakhir
Tentara Rusia dalam latihan di lapangan tembak Kadamovskiy di wilayah Rostov di Rusia selatan, Kamis, 13 Januari 2022. Rusia telah menolak keluhan Barat tentang penumpukan pasukannya di dekat Ukraina. (Foto: AP)


BorneoTribun.com - Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan invasi Rusia ke Ukraina dapat dimulai "selama Olimpiade." Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Jumat, Sullivan mengatakan "kita berada dalam periode di mana invasi dapat dimulai kapan saja jika (Presiden Rusia) Vladimir Putin memutuskan untuk memerintahkannya."


Menurut banyak analis, Rusia tidak mungkin meluncurkan invasi sebelum Olimpiade Musim Dingin di China berakhir pada 20 Februari.


Rusia sekarang memiliki pasukan yang cukup di perbatasan Ukraina untuk melakukan operasi militer besar, kata Sullivan, dan Rusia dapat merebut "wilayah penting" di Ukraina, termasuk ibu kota, Kyiv, dalam satu serangan. Dia mendesak orang Amerika di Ukraina untuk pergi dalam waktu 24-48 jam. Dia mengatakan invasi Rusia mungkin dimulai dengan serangan udara yang akan mempersulit orang Amerika untuk keluar.


Juga pada Jumat (11/2), Presiden Joe Biden muncul dalam video call dengan para pemimpin dunia untuk membahas Ukraina. Selain Biden, ada pemimpin Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Rumania, Inggris, NATO, Uni Eropa, dan Dewan Eropa.


"Para pemimpin sepakat tentang pentingnya upaya terkoordinasi untuk mencegah agresi Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina, termasuk kesiapan mereka untuk menerapkan konsekuensi serius dan biaya ekonomi yang parah pada Rusia jika memilih eskalasi militer," kata pernyataan Gedung Putih.


Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan kepada wartawan bahwa Biden telah memerintahkan tambahan 3.000 tentara ke Polandia selain 1.700 yang sudah menuju ke sana. Pentagon mengatakan pasukan dikerahkan untuk meyakinkan sekutu NATO dan mencegah potensi agresi terhadap sayap timur NATO.


Berbicara pada hari Jumat dengan beberapa rekan NATO-nya, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan Amerika Serikat tetap "bersatu dengan sekutu NATO untuk mencegah dan mempertahankan diri dari agresi apa pun," menurut pernyataan Pentagon.


Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Jumat (11/2) "untuk menegaskan kembali dukungan kuat Amerika untuk Ukraina."


Komentar Amerika menyebabkan penurunan terbesar dalam nilai mata uang Rusia dalam hampir dua tahun. Rubel turun 2,8% terhadap dolar pada hari Jumat. [ka/hal]

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar