Seorang perempuan melihat-lihat lampion yang dijual di pasar tradisional menjelang perayaan Tahun Baru Imlek atau di Vietnam disebut sebagai "Tet" di kawasan kota tua Hanoi, Vietnam. (Foto: AP) |
Borneo Tribun - Perayaan tahun baru Imlek jatuh pada 1 Febuari 2022. Para pengunjung pasar tradisional di ibukota Vietnam lebih sedikit tahun ini di tengah pandemi virus corona.
Mereka berharap pemulihan COVID-19 ketika menyambut tahun harimau atau macan dalam perayaan Imlek kali ini.
Masyarakat Vietnam sedang mempersiapkan perayaan tahun baru Imlek, acara paling meriah tahun ini, di tengah peringatan agar waspada terhadap COVID-19.
Di kawasan kota tua Hanoi, para pembeli menuju pasar tradisional untuk mencari pernak-pernik dekorasi dan bunga untuk festival, yang disebut "Tet" di Vietnam.
Pasar itu telah berlangsung sekitar sebulan sebelum festival Tet, yang jatuh pada 1 Februari tahun ini.
Selama periode itu, jalanan dipenuhi dengan toko-toko yang menjual barang-barang dekoratif berwarna merah dan keemasan, warna-warna yang dianggap membawa keberuntungan dan kemakmuran.
Nguyen Hong Minh, salah seorang pembeli di pasar mengemukakan, “Semua orang telah menderita akibat pandemi tahun ini. Banyak yang kehilangan pekerjaan, anak-anak belajar dari rumah. Semoga dalam
tahun baru kali ini keadaan akan lebih baik, anak-anak dapat pergi ke sekolah, dan orang-orang memperoleh pekerjaan serta perekonomian menjadi stabil.”
Namun, pengunjung pasar tahun ini lebih sedikit dari biasanya karena pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan atas pertemuan-pertemuan besar, sekaligus meminta warga untuk menerapkan prokes COVID-19.
Vietnam juga membatalkan pertunjukan kembang api yang telah dijadwalkan, termasuk acara-acara meriah lainnya untuk mengurangi risiko penyebaran virus corona.
Ta Anh Toan, seorang warga yang mengunjungi pasar di kota tua Hanoi mengemukakan, “Saya berharap pandemi akan berakhir dan semuanya akan kembali normal sehingga semua orang akan menjalani tahun yang lebih baik.”
Pada musim panas lalu, Vietnam mengalami wabah COVID-19 terburuk, yang memaksa lebih dari separuh negara itu lockdown selama empat bulan.
Jumlah infeksi harian saat ini rata-rata 15.000 kasus namun tingkat rawat inap dan kematian yang rendah memungkinkan negara di Asia Tenggara itu membuka kembali sejumlah bisnis dan memulai kembali kegiatan sosial dengan hati-hati.
Menurut Kementerian Kesehatan, Vietnam telah memvaksinasi 82% dari 98 juta penduduk dan 35% di antaranya telah mendapatkan suntikan booster. [mg/ka]
Source: Voa Indonesia
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS