Hujan Lebat Picu Banjir dan Tanah Longsor di Sejumlah Lokasi | Borneotribun.com

Rabu, 15 September 2021

Hujan Lebat Picu Banjir dan Tanah Longsor di Sejumlah Lokasi

Hujan Lebat Picu Banjir dan Tanah Longsor di Sejumlah Lokasi
Kondisi banjir yang menggenangi di Kabupaten Nabire, Papua, Selasa (14/9). (Courtesy: BPBD Kabupaten Nabire)

BorneoTribun Jakarta -- Menjelang musim hujan yang diperkirakan terjadi mulai pertengahan September hingga November, berbagai bahaya hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Dua kabupaten di Papua, yaitu Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Nabire, dilanda banjir hari Rabu (14/9) akibat hujan dengan intensitas tinggi yang memicu meluapnya Sungai Mantembu, Kali Dingin, Kali Wanggar dan Kali Yaro. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Yapen dalam pernyataan tertulis yang diterima VOA mengatakan dua distrik terdampak banjir hebat itu, yaitu Kampung Imandoa, Kampung Manaini, Kampung Rawa Gang 1, Kampung Cina Tua di Kelurahan Serui Kota dan Kampung Bawai di Kelurahan Tarau, Distrik Yapen Selatan dan Distrik Anotaurei. 

Sementara BPBD Kabupate Nabire melaporkan sedikitnya 1.050 kepala keluarga di dua distrik terdampak musibah itu. 

"Yaro 1 (Jaya Mukti) sebanyak 250 kk terdampak, sedangkan Yaro 2 (Makmur) sebanyak 250 kk terdampak," ujar Medy Tonapa, Pusdalops BPBD Kab Nabire melalui pesan singkat, Selasa (14/9). Akses jembatan menuju Desa Parauto di Kabupaten Nabire terputus akibat naiknya permukaan air, yang saat ini dilaporkan berkisar antara 40-200 sentimeter. 

Untuk mengetahui kondisi di desa tersebut dan sekaligus melakukan koordinasi, tim BPBD, ujar Medy, berupaya menyebrang dengan perahu karet. 

Tanah Longsor di Tasikmalaya Pejabat Pelaksana Kepala Pusat Data, Informasi & Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB Abdul Muhari PhD, dalam keterangannya pada VOA mengatakan hujan lebat juga menimbulkan tanah longsor di Tasikmalaya, Jawa Barat dan banjir di Lebak, Banten. 

Sedikitnya 14 unit rumah rusak ringan dan satu lainnya rusak sedang dalam musibah tanah longsor di beberapa kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Jawa Barat, pada Senin (13/9). 

Hujan sangat lebat yang memicu kenaikan debit air Sungai Cilangla tidak saja menimbulkan banjir, tetapi juga tanah longsor di beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Culamega, Bojongasih, Sodonghilir, Cineam, Karangnunggal, Parungponteng dan Cipatujah. Tidak ada korban jiwa atau luka-luka dalam insiden ini. 

Selain merusak belasan rumah, tanah longsor juga menimbulkan kerusakan beberapa ruas jalan dan menutup akses transportasi publik. 

Namun BPBD Kabupaten Tasikmalaya bersama masyarakat dan dinas terkait lainnya sudah mulai membersihkan jalan dan membuka akses, meskipun belum pulih seperti sediakala. 

Menurut analisa inaRISK, Kabupaten Tasikmalaya merupakan wilayah dengan potensi bahaya tanah longsor kategori sedang hingga tinggi. Ada 35 kecamatan yang berada pada potensi bahaya tersebut, antara lain : Kecamatan Cipatujah, Karangnunggal, Cikalong, Cibalong, Bojongasih, Sodonghilir dan Culamega. 

Sementara menurut analisa Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ada 39 wilayah yang berisiko terdampak tanah longsor. 

Banjir di Lebak Hujan lebat selama empat jam juga menimbulkan banjir di sebagian Kabupaten Lebak, Banten, dengan ketinggian permukaan air mencapai 50 – 100 sentimeter. 

BPBD Kabupaten Lebak mengatakan sedikitnya 614 kepala keluarga terdampak banjir, sementara 62 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. 

Pihak berwenang telah mengoperasikan dua perahu fiber untuk mendistribusikan bantuan logistik kepada warga yang bertahan di rumah mereka. 

Selama periode 2015- 2020, BNPB mencatat 29 kejadian banjir terjadi di Kabupaten Lebak. Banjir terparah pada kurun waktu tersebut terjadi pada awal tahun Januari 2020 lalu. 

Menyikapi bahaya hidrometeorologi, khususnya banjir, di musim hujan ini, BNPB menghimbau masyarakat untuk waspada. 

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan di tingkat keluarga, tambah BPNB, antara lain: membatasi aktivitas di luar rumah, mematikan arus listrik dengan segera, menghindari saluran air atau gorong-gorong apabila berada di luar rumah serta menyiapkan tas siaga bencana.

Dalam kondisi yang mengharuskan evakuasi, warga diminta tetap menerapkan protokol kesehatan. [em/es]

VOA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar