Planet Venus dibuat dengan data dari pesawat ruang angkasa Magellan dan Pioneer Venus Orbiter. |
BORNEOTRIBUN.COM - Sebuah studi baru mengesampingkan kemungkinan adanya kehidupan di awan Venus.
Para ilmuwan dari Eropa dan Amerika Serikat (AS) melaporkan, Senin (28/6), hampir tidak ada cukup uap air di awan planet yang panas tersebut untuk mendukung kehidupan seperti yang kita ketahui.
Tim penelitian menyelidiki masalah ini menyusul pengumuman pada September lalu oleh peneliti lain bahwa setelah ada organisme kecil yang aneh, yang mungkin bersembunyi di awan tebal Venus yang dipenuhi asam sulfat.
Melalui pengamatan pesawat ruang angkasa, kelompok riset terbaru menemukan tingkat kandungan air di Venus lebih dari 100 kali lebih rendah untuk mendukung kehidupan seperti Bumi.
"Ini hampir di bawah skala dan jarak yang tak terjembatani dari apa yang dibutuhkan kehidupan untuk aktif," kata penulis utama, John Hallsworth, ahli mikrobiologi di Queen's University Belfast di Irlandia Utara, sebagaimana dilansir dari Associated Press.
Tim John meneliti mikroba yang paling toleran terhadap lingkungan kering dan juga paling toleran terhadap asam di Bumi - dan mereka "tidak akan memiliki peluang (untuk hidup) di Venus."
Meski penemuan terbaru menepis kemungkinan Venus untuk organisme berbasis air, para ilmuwan juga mengidentifikasi planet lain, Jupiter, yang memiliki kandungan air yang cukup di awan dan suhu atmosfer yang tepat untuk mendukung kehidupan.
"Saya tidak mengindikasikan bahwa ada kehidupan di Jupiter dan saya bahkan tidak mengindikasikan kehidupan bisa ada di sana karena akan membutuhkan hara untuk berada di sana. Kami tidak dapat memastikannya," Hallsworth menekankan kepada wartawan.
“Namun tetap saja itu adalah temuan yang penting dan menarik dan sama sekali tidak terduga."
Hallsworth dan ahli astrobiologi NASA Chris McKay, rekan penulis pada makalah penelitian yang diterbitkan Senin (28/6) di jurnal Nature Astronomy mengatakan perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk memastikan apakah kehidupan mikroba mungkin ada di dalam awan Jupiter.
Adapun Venus, tiga pesawat ruang angkasa baru akan menuju ke sana akhir dekade ini dan awal dekade berikutnya.
Pesawat tersebut dua di antaranya dimiliki Badan Antariksa AS, NASA, dan satu oleh Badan Antariksa Eropa, ESA.
Hallsworth dan dan McKay tidak mengharapkan hasil mereka terkait aktivitas air yang tidak dapat dihuni di planet terpanas tata surya kita tersebut akan berubah.
Para ilmuwan yang melakukan studi pada September mengisyaratkan kemungkinan adanya kehidupan di awan Vesuvian berdasarkan temuan mereka berdasarkan keberadaan fosfin gas beracun.
Di Bumi, gas tersebut terkait dengan kehidupan. Para peneliti berpendapat bahwa tingkat fosfin Venus terlalu tinggi untuk menjadi asal geologis. [ah/au/ft]
Oleh: VOA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS